Langkah Jangka Panjang Kendalikan Banjir, RTRW Tidak Boleh Melenceng

- Senin, 24 Juni 2019 | 14:08 WIB

Persoalan banjir di Kota Tepian harus segera dituntaskan. Meninggikan jalan di area langganan banjir tidak efektif. Yang harus segera dilakukan pemkot adalah menguatkan drainase, merawat bendali, hingga mengembalikan fungsi beberapa anak sungai.  

 

SAMARINDABanjir selepas Lebaran lalu perlu tindak cepat Pemkot Samarinda, agar tidak terulang. Kini, banjir di Kota Tepian tidak hanya disebabkan curah hujan tinggi. Topografi kota yang terbilang di bawah tinggi air sungai juga menjadi penyebab.

Meninggikan jalan yang selama ini sering tergenang, nyatanya bukan sebuah solusi konkret menekan timbulnya bencana air bah. Karena itu, mengawal rancangan tata ruang wilayah (RTRW) agar implementasinya tak melenceng jadi langkah mutlak.

“Memang harus fokus bagaimana RTRW-nya agar terealisasi maksimal. RTRW Samarinda 2014–2034 itu sudah mengakomodasi antisipasi bencana banjir,” ucap Sugeng Chairuddin, sekretaris Daerah Samarinda yang diwawancara, beberapa waktu lalu.

Namun, langkah yang tertuang dalam beleid itu, sambung dia, menjadi solusi jangka panjang yang perlu waktu untuk merealisasikannya. Untuk itu, pemkot perlu mencari solusi jangka pendek untuk mengurangi intensitas air menenggelamkan badan jalan.

Dalih cekatnya anggaran mestinya tak lagi bisa jadi bemper karena mengurus banjir yang ajek menyapa Samarinda bisa lewat kerja sama berbagai entitas. Semisal pemprov dan pemerintah pusat. Pada 2019, Samarinda mendapat bantuan Rp 100 miliar yang fokus mengurusi penanggulangan banjir seantero ibu kota Kaltim ini.

Begitu pun urusan merawat Sungai Karang Mumus (SKM) bisa dikolaborasikan dengan Balai Wilayah Sungai (BWS). Menguatkan drainase yang ada se-Samarinda, merawat bendali hingga mengembalikan fungsi beberapa anak SKM jadi langkah jangka pendek. Program cepat tanggap yang bisa dikerjakan dalam waktu dekat, lanjut Sugeng, merelokasi 15 rumah yang berdiri di sempadan hingga badan sungai SKM.

Tepatnya, di belakang Masjid Babul Hafazah, pertigaan Jalan PM Noor dan Jalan DI Pandjaitan. Lalu, ada perawatan rutin mengeruk sedimentasi SKM dekat Pasar Segiri. Pemkot dan pemprov berbagi tugas. Pemkot fokus untuk mencari cara merelokasi warga yang masih bermukim di bantaran sungai.

“Pekan ini kami surati warga yang bermukim di sana dan cari aturan jika memungkinkan bisa diganti rugi,” akunya menutup wawancara. (*/ryu/kri/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X