Gedung 7 Lantai Ambruk, 18 Tewas

- Senin, 24 Juni 2019 | 13:29 WIB

PHNOM PENH – Phat Sophal kaget bukan kepalang. Dia pun terbangun saat suara dentuman keras tiba-tiba terdengar Sabtu (22/6) sekitar pukul 04.00. Lantai yang diinjaknya bergetar. Belum sempat dia melarikan diri, gedung tujuh lantai di Sihanoukville, Kamboja, tempat dia tidur malam itu, ambruk. Dia terjebak. Tak bisa bergerak.

Sophal mendengar suara tangisan dan teriakan minta tolong. Namun, setelah beberapa saat, yang ada hanyalah kesunyian mencekam. Dia dapat dievakuasi enam jam kemudian. Namun, sepupu dan iparnya yang tidur di dekatnya belum bisa ditemukan. Sophal pasrah mereka tak selamat.

”Saya beruntung bisa selamat,” ujar pria 37 tahun yang bekerja sebagai buruh bangunan di gedung yang ambruk itu kepada AFP. Kejadiannya memang begitu cepat sehingga mustahil melarikan diri. Terlebih, mayoritas penghuni masih tidur.

Sophal bercerita, ada sekitar 70 pekerja yang tidur di lantai 2, 3, dan 4 gedung dalam masa konstruksi yang akan dipakai sebagai resor itu. Lantai lainnya di bagian atas ditempati pekerja asal Tiongkok yang bertugas memasang jaringan listrik.

Hingga kemarin (23/6) pencarian masih dilakukan. Sekitar seribu tim penyelamat, tentara, polisi, petugas medis, dan pakar konstruksi dari Tiongkok dikerahkan ke lokasi. Sebanyak 18 orang dipastikan meninggal dan 24 lainnya luka-luka. Hingga kemarin siang masih ada korban selamat yang dapat dikeluarkan dari reruntuhan.

”Pencarian sudah dilakukan di sekitar 40 persen lokasi reruntuhan,” ujar salah seorang pejabat setempat. Jumlah korban tewas maupun luka bisa terus bertambah.

Pemilik gedung, kepala perusahaan konstruksi, dan kontraktornya ditahan untuk dimintai keterangan. Mereka semua berkewarganegaraan Tiongkok. Belum diketahui apakah mereka akan ditetapkan sebagai tersangka atau tidak. Yang jelas, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyebut kejadian tersebut sebagai kelalaian perusahaan konstruksi.

Sihanoukville dulu hanyalah desa nelayan biasa. Namun, beberapa tahun belakangan ini pembangunan besar-besaran dilakukan perusahaan konstruksi asal Tiongkok. Beijing berinvestasi besar-besaran sebagai bagian dari Belt and Road Initiative (BRI). Sekitar 50 kasino milik Tiongkok sudah berdiri dan puluhan hotel sedang dibangun. Area itu kini menjadi jujugan turis. Meski begitu, banyak yang mempertanyakan cepatnya pembangunan di wilayah tersebut. Terlebih, Kamboja terkenal dengan standar keselamatannya yang minim.

Saat ini diperkirakan ada sekitar 200 ribu pekerja konstruksi di Kamboja. Sekitar 11 persennya bekerja di sektor informal. Organisasi Pekerja Internasional (ILO) mengungkapkan bahwa mereka yang tidak memiliki kemampuan khusus itu dibayar per hari dan tidak mendapat hak-hak perlindungan pekerja. (sha/c10/sof)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X