Transportasi Online Tumbuhkan Transaksi Nontunai

- Senin, 24 Juni 2019 | 10:19 WIB

SAMARINDA- Potensi ekonomi digital masih sangat besar di Kaltim. Utamanya berasal dari potensi pasar transportasi online. Data dari Google Analytics menyebutkan bahwa potensi pasar transportasi online memiliki valuasi yang cukup besar, yang mencapai USD 3,7 miliar pada 2018.

Diprediksi akan terus tumbuh hingga mencapai USD 14 miliar pada 2025. Secara spasial, pesatnya pertumbuhan ekonomi digital tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Jawa, namun terjadi di wilayah Kalimantan khususnya Kaltim.

Jika berbicara mengenai pemanfaatan alat pembayaran nontunai untuk digunakan dalam transaksi transportasi online, tercatat bahwa persentase pemanfaatan nontunai di Kaltim cukup positif. Pada triwulan I 2019, jumlah transaksi nontunai Kaltim secara menyeluruh mencapai Rp 15,53 triliun dengan volume sebesar 253,9 ribu transaksi. Sedangkan pemanfaatan alat pembayaran nontunai untuk transportasi online di Kaltim pada triwulan I 2019 mencapai 27,13 persen.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Muhamad Nur mengatakan, penggunaan moda transportasi online di Kaltim juga semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat pada triwulan I 2019, transaksi transportasi online di Kaltim mencapai 4,96 juta transaksi atau tumbuh sebesar 8,13 persen. Pergerakan tersebut relatif melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang pertumbuhannya mencapai 16,7 persen.

“Namun, perlambatan pertumbuhan tersebut juga terjadi di tingkat Kalimantan, maupun nasional,” katanya Minggu (23/6).

Pada triwulan I 2019 di Kalimantan hanya mengalami pertumbuhan sebesar 17,03 persen dan pada nasional 15,39 persen. Lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing sebesar 17,55 persen dan 23,26 persen.

Namun di sisi lain, jumlah transaksi transportasi online di Kalimantan maupun Kaltim masih memiliki pangsa yang sangat rendah dibandingkan transaksi nasional. Tercatat pangsa transaksi transportasi online di Kalimantan dan Kaltim hanya berkontribusi masing-masing sebesar 2,90 persen dan 1,50 persen terhadap total transaksi nasional.

“Hal ini menandakan potensi perkembangan transportasi online di Kaltim masih sangat besar dan perlu ditingkatkan sehingga bisa kembali meningkatkan transaksi nontunai Bumi Etam,” ujarnya.

Nur menjelaskan, menurut tipe transaksinya, transaksi transportasi online di Kaltim didominasi jasa antar makanan mencapai 2,39 juta transaksi atau 48,2 persen dari total transaksi, kemudian diikuti jasa transportasi motor sebesar 33,1 persen dan jasa transportasi mobil sebesar 14,8 persen terhadap total transaksi. Jika berbicara mengenai pemanfaatan alat pembayaran nontunai untuk digunakan dalam transaksi transportasi online, tercatat bahwa persentase pemanfaatan nontunai di Kaltim cukup positif.

“Tercatat pemanfaatan alat pembayaran nontunai untuk transportasi online di Kaltim pada triwulan I 2019 mencapai 27,13 persen,” tuturnya.

Menurutnya, capaian tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan capaian Kalimantan yang tercatat hanya sebesar 24,54 persen, walaupun masih berada di bawah capaian nasional yang tercatat sebesar 35,48 persen.

“Hal tersebut menandakan bahwa perkembangan metode pembayaran nontunai di Kaltim sudah cukup baik, dalam mengakomodasi berkembangnya transaksi transportasi online di Bumi Etam,” pungkasnya. (*/ctr/tom/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X