TENGGARONG–Rencana revitalisasi fungsi drainase dan sungai di Tenggarong oleh Pemkab Kukar demi antisipasi banjir dapat lampu hijau dari legislator. Ketua Komisi II DPRD Kukar Andi Faisal mengatakan, pekan ini akan mengumpulkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk membahas penuntasan banjir di Kukar. Politikus Golkar itu menyebut, Komisi II ingin mendengar langsung upaya penanganan banjir di Kota Raja. Jangan sampai, kata dia, proyek penanganan banjir ternyata tidak berdampak apa-apa. “Penanganan banjir ini harus diseriusi. Kewenangan dukungan anggaran pasti kami berikan, asalkan jelas penanganannya alias tepat sasaran,” kata Faisal.
Secara umum, lanjut Faisal, upaya penanganan banjir dari Pemkab Kukar cukup baik. Termasuk, penyadaran kepada masyarakat dengan melakukan gerakan pembersihan drainase serentak beberapa waktu lalu. Itu penting dilakukan untuk ingatkan masyarakat jika drainase di kawasan mereka punya peran krusial. Bila perlu, pemukiman yang diduga mengganggu keberadaan drainase, pihaknya siap mendukung relokasi. Asalkan, sesuai hasil kajian dan ketentuan berlaku. “Yang pasti, harus dilakukan kajian lebih dulu. Sinergi dengan seluruh OPD juga harus dilakukan supaya tidak terkesan jalan sendiri-sendiri,” tambahnya.
Terkait usulan pembuatan Perda Sempadan Sungai, hal tersebut sudah masuk pertimbangan para legislator di DPRD Kukar. "Yang pasti secara teknis akan kami lakukan bahas saat pertemuan nanti. Saya harap, semua OPD yang diundang bisa hadir biar sinkron,” tegasnya.
Sebelumnya, tidak hanya melakukan penanganan pasca-banjir yang melanda Tenggarong, Ahad (9/6) lalu, Pemkab Kukar juga mengidentifikasi pemicu banjir perlahan persoalan terurai. Salah satu yang jadi biang banjir ialah buruknya drainase dan hilangnya aliran Sungai Kejawi.
Dalam rapat koordinasi yang digelar di Dinas PU, akhirnya diketahui bahwa panjang Sungai Kejawi yang melintasi kawasan Tambak Rel hingga Jalan KH Djafar Semen mencapai 745 meter. Sebagian besar kondisinya kurang baik. Sebagian lain ditutup bangunan permukiman warga sejak bertahun-tahun. Belum lagi permukiman warga yang dibangun di atas rawa.
“Setidaknya ada 79 rumah warga kami identifikasi di atas aliran Sungai Kejawi. Dalam hitungan jam kawasan Tambak Rel bisa banjir ketika hujan. Sebab, pembuangannya sangat kecil, sehingga durasi sampai Sungai Mahakam menjadi lama,” terang Kepala Dinas PU Kukar Muhammad Yamin.
Di kawasan lain juga, menurut dia, banyak parit menyempit karena tertutup permukiman warga. Ke depan juga akan ditertibkan. "Selain berupaya melakukan pengangkatan sedimentasi drainase, kami juga mengusulkan anggaran banjir dalam APBD perubahan,” tutup Yamin. (qi/ypl/k8)