Mengenal Menstrual Cup, Pengganti Pembalut yang Ramah Lingkungan

- Senin, 24 Juni 2019 | 09:31 WIB

Menstrual cup atau cangkir menstruasi mungkin masih asing terdengar. Wajar, benda yang umumnya terbuat dari silikon ini belum banyak dijual. Sejauh ini, menstrual cup diproduksi luar negeri. Merupakan pengganti pembalut, dipasang di dalam vagina. Dianggap lebih ramah lingkungan karena bisa dipakai berulang kali.

 

DISAMPAIKAN dr Bernadetta Caroline Panjaitan, pemakaian menstrual cup cukup berisiko. Dapat membuat jaringan tipis pada vagina atau selaput dara robek. Pemasangan menstrual cup juga harus diperhatikan. Jika pertama kali, tentu merasa tidak nyaman karena masih harus menyesuaikan posisi. Agar lebih mudah, tubuh harus rileks. Menurut dokter yang akrab disapa Detta itu, selama mengikuti instruksi, menstrual cup aman dipakai dan mengurangi potensi kebocoran.

“Fungsi menstrual cup itu menampung darah saat menstruasi. Jadi, jangan membuang darah saat keadaannya sudah penuh sekali. Dikhawatirkan, darah akan mengalami refluks karena cairan vagina bisa sampai ke saluran tuba. Itu bisa menyebabkan endometriosis, suatu kondisi dimana jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding rahim tumbuh di luar rahim,” jelasnya saat ditemui di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra.

Menstrual cup bisa dipakai hingga lima tahun. Beberapa sumber menyebut jika sudah sering dipakai, warnanya akan pudar dan sebaiknya diganti. Detta berpendapat, menstrual cup bisa saja menimbulkan bercak. Untuk menghilangkannya bisa dijemur. Namun, tak ada salahnya jika memang ingin mengganti baru. Sejauh ini, belum ada penelitian yang membahas perihal tersebut.

Penggunaannya lebih tertutup dan jarang menimbulkan iritasi. Sedangkan pembalut, pemakaiannya lebih terbuka dan disertai daya serap terhadap darah lebih tinggi. Hal itu akan membuatnya semakin kering dan memudahkan terjadinya iritasi dan infeksi.

Menstrual cup juga diklaim lebih meminimalisasi bau tidak sedap dibanding pembalut. Biasanya, bau tersebut akan tercium saat ingin buang air atau mengganti pembalut. Bau darah menstruasi akan menguar terkena udara. Ditambah lagi jika keadaan area kewanitaan lembap karena keringat.

“Ukuran menstrual cup terbagi dua. Bagi yang belum pernah melakukan hubungan intim dan sudah. Jumlah darah yang tertampung juga bisa diukur. Misalnya, untuk cup kecil sekitar 20 cc, cup besar sekitar 30-42 cc. Bagi orang yang memiliki alasan medis untuk tahu perihal jumlah pendarahannya, itu bisa membantu. Apakah banyak atau sedikit,” lanjut dokter spesialis kandungan itu.

Detta mengingatkan bahwa menstrual cup harus dalam keadaan bersih dan higienis. Apalagi ketika baru pertama membeli dan selesai siklus menstruasi. Sekitar 4-12 jam, darah akan mulai penuh. Saat akan membuangnya, bilas dengan air dan gunakan sabun tak mengandung parfum. Bahkan salah satu produsen menyediakan sabun khusus. Setelah selesai siklus menstruasi, wajib mensterilkannya kembali.

“Cara paling umum mensterilkan menstrual cup adalah merebusnya. Tapi, di zaman sekarang juga sudah ada alat sterilisasi. Saya pikir, begitu lebih praktis. Terpenting, menjaga kebersihan akan mengurangi kemungkinan infeksi,” lanjut alumnus Universitas Airlangga itu.

Boleh dipakai asalkan pengguna tak mengabaikan prinsip pencegahan infeksi. Contohnya, mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai. Pastikan tempat penyimpanan bersih. Perlu diingat, darah merupakan media yang baik untuk kuman tumbuh sehingga rawan infeksi. “Struktur menstrual cup ada yang kaku dan lentur. Ada banyak pilihan, sesuai kenyamanan tiap individu,” pungkasnya. (*/ysm*/rdm)

 

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB
X