IDE Pekan Adat Festival Paser muncul saat tim Disdikbud Balikpapan mengikuti Diklat PIM IV di Samarinda. Mereka adalah Kabid Kebudayaan dan Olahraga Ganung Praktikno dan Kasi Sejarah dan Tradisi Surata. Kegiatan ini bagian dari proyek perubahan dalam Diklat PIM IV yang diikuti sejak 18 Maret lalu.
"Judul proyek ini sekaligus merupakan tujuan event Pekan Adat Festival Paser. Yakni, membangun peran serta dan eksistensi komunitas Paser Balik," kata Ganung. Dia mengungkapkan, proyek ini memiliki tujuan jangka menengah dan jangka panjang.
Jangka menengah dengan target enam bulan ke depan, Disdikbud akan meramu dan memupuk kegiatan ini agar adat Paser mulai dikenal sebagai destinasi pariwisata baru di Balikpapan. "Dengan begitu banyak orang bisa semakin mengenal adat Paser baik di Balikpapan hingga internasional," ujarnya.
Kemudian, tujuan jangka panjang adalah membawa sejarah, adat budaya, seni, dan bahasa Paser masuk dalam kurikulum muatan lokal SD. Target realisasinya sekitar 2–5 tahun mendatang. "Nanti diikuti suku-suku lain di Balikpapan juga masuk kurikulum. Sehingga menjadi ciri kearifan lokal," sebutnya.
Selain memperkenalkan proses adat Paser, pihaknya juga menampilkan hiburan berupa tarian Nusantara, pameran foto dan UKM untuk mendukung festival tersebut. "Ada expo kerajinan, kuliner, barang antik didukung dari beberapa komunitas," imbuhnya. Total ada sekitar 25 komunitas yang berpartisipasi pada event tersebut.
Misalnya, komunitas hotel, bonsai, PKK, Dekranasda, komunitas cinta Balikpapan, dan pencinta sejarah. "Terima kasih pada pendukung serta stakeholder yang bergabung. Seluruh keluarga besar suku Paser dan Paser Balik yang sudah mau partisipasi," tutupnya. (gel/kri/k8)