Pekan Festival Adat Paser 2019 dihelat pada 22–27 Juni di lantai 1 terminal kedatangan Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan. Event ini tidak hanya menghibur, tapi juga mengulik asal muasal nama Balikpapan.
BALIKPAPAN–Lantai I Terminal Kedatangan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, bakal ramai dalam seminggu ke depan. Ada rangkaian acara budaya dan seni asal Paser Balik selama 22–27 Juni. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan mengadakan event bertajuk Pekan Festival Adat Paser 2019.
Proses adat tepung tawar dari komunitas suku Paser Balik menjadi pembuka acara sekitar pukul 09.00 Wita. Sebuah permohonan doa agar kegiatan berlangsung lancar. Turut hadir pejabat di Pemkot Balikpapan hingga tokoh serta komunitas adat Paser Balik. Di antaranya, laskar, dewan adat Paser, lembaga adat, dan sebagainya.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi meresmikan acara dengan meletuskan balon menggunakan sumpit asli dari Paser. Sumpit yang dimaksud adalah alat yang biasa digunakan untuk berburu kaum suku Paser Balik. Dalam sambutannya, Rizal bercerita, suku Paser Balik juga memiliki bagian penting terhadap sejarah Balikpapan.
Menurut sejarah, nama Balikpapan berasal dari nenek moyang Paser, yakni kayu kuleng. Artinya, suku ini punya sejarah dan budaya untuk kelahiran Kota Minyak. "Kita lihat di sini potensi budaya masih banyak yang bisa dikembangkan. Ini bisa jadi potensi pariwisata," tuturnya.
Dalam kegiatan tersebut, hadir Kepala Puslatbang KDOD LAN Samarinda Mariman Darto. Menurut dia, event seperti ini bisa menjadi salah satu cara melanjutkan tradisi. Sebab, peran budaya sangat penting sebagai dasar berdirinya pilar sebuah negeri.
Dia pun menyadari, Balikpapan lahir dari spirit adat Paser. "Saya berharap, isu ini bisa berlangsung rutin. Kemudian, membuat banyak orang juga untuk datang ke Kaltim," ucapnya. Selama pembukaan acara, panitia juga menampilkan tarian Ronggeng Paser dari sanggar seni Tengkolas Pea Regok.
Lalu, suguhan proses adat budaya kelahiran suku Paser dan tarian Nusantara. Ada pun rangkaian acara hingga lima hari mendatang yaitu penampilan proses adat budaya pernikahan, kematian, bercocok tanam.
Tak hanya itu, ada tarian Paser hingga tarian Nusantara membuat acara semakin beragam. Kegiatan ini melibatkan sejumlah sanggar seni di antaranya Tunjung Benua, LADP, Dayak Ngaju, Benua Etam, Nirmala, Tengkolas Pea Regok, dan Sekar Sari Wiguno. (gel/kri/k8)