Tiga hari lalu pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMP tahap dua tuntas. Sayangnya, kuota sejumlah sekolah negeri tidak kunjung terpenuhi. Mereka harus adu saing dengan swasta.
SAMARINDA–Tiga belas SMP negeri tidak banyak peminatnya. Padahal dibandingkan swasta, negeri punya kelebihan karena lebih murah. Namun, nyatanya tidak semua sekolah diminati. Padahal, pusat pendidikan ini juga berusaha menjangkau masyarakat di pelosok.
“Seperti SMP 33 kan itu dekat dengan masyarakat di kawasan Transmigrasi Bantuas. Tetapi, banyak masyarakat yang lebih memilih sekolah di Sangasanga. Makanya, kami coba evaluasi. Padahal, ya sekolah-sekolahnya banyak yang gedungnya bagus-bagus juga,” terang Asli.
Menukil data pokok pendidikan dasar dan menengah (dapodikdasmen), SMP 33 mengabdi sejak 2003, memiliki 88 peserta didik dari empat rombongan belajar. Padahal, sekolah ini satu-satunya SMP di Bantuas. Selain itu, dekat dengan permukiman penduduk di kampung Trans. Namun, memang akses ke sekolah ini tergolong sepi dan sekolahnya dikepung tambang.
SMP 33 adalah satu dari 13 SMP negeri di Samarinda yang mengadakan PPDB kedua. Pada tahap kedua, mereka menawarkan 45 kursi dari sebelumnya 63 kursi pada tahap pertama.
Meski begitu, Asli menekankan, momen murid sedikit seperti SMP 33 dan sekolah lainnya menjadi cara untuk meningkatkan kualitas. Menurut dia, mengatur sedikit murid lebih mudah. Karena itu, pemerintah mengharuskan sekolah kurangi jumlah murid dalam satu kelasnya. Dulu bisa sampai 40 orang satu kelas, sekarang maksimal 32 orang. Sekolah-sekolah negeri juga harus mau melakukan branding. Sehingga tidak kalah dengan sekolah swasta. Pun begitu dengan sekolah-sekolah swasta yang masih minim peminat.
“Banyak sekolah-sekolah swasta favorit ini bahkan sebelum pengumuman kelulusan sudah membuka pendaftaran. Ketika sudah waktu pendaftaran sekolah negeri, kuota mereka sudah terpenuhi. Maka, sekolah negeri jangan mau kalah. Terus inovasi dan mengembangkan sekolahnya,” imbuh dia.
Apalagi, jumlah SMP swasta dan negeri di Samarinda tidak begitu jauh. Ada 47 sekolah negeri dan 42 swasta. Sebarannya memang tidak begitu merata, masih banyak di kawasan perkotaan. Kecamatan paling banyak SMP swasta adalah Samarinda Ulu dengan delapan sekolah, kemudian Samarinda Utara dan Sungai Pinang masing-masing ada tujuh sekolah swasta. Kemudian, Samarinda Kota ada enam sekolah dan Sungai Kunjang lima sekolah swasta. Jumlahnya pun menurun di Samarinda Ilir hanya ada tiga SMP swasta. Lalu, di Samarinda Seberang dan Palaran masing-masing hanya dua sekolah swasta. “Sedangkan Sambutan dan Loa Janan Ilir tiap kecamatan hanya ada satu SMP swasta,” pungkasnya. (*/nyc/ypl/k8)