Bagipewarta, data begitu sakral, tanpanya berita takkan kaya.
NOFIYATUL CHALIMAH, Samarinda
AHLI statistik kenamaan asal Inggris, William Edwards Deming, pernah berujar, tanpa data kamu hanyalah seseorang dengan sebuah pendapat. Kaltim Post pun sadar akan isu tersebut dengan membentuk Tim Riset KP. Kemarin (21/6), Koordinator Tim Riset KP M Rizki Ryzkiawandy berbagi pengalamannya dalam diskusi gelaran Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Balikpapan Biro Samarinda. Temanya, Pentingnya Jurnalisme Data bagi Pewarta.
“Dengan kata lain, bila ingin meyakinkan seseorang pakailah data. Bisa dalam bentuk angka dan kata,” terangnya.
Secara teknis, Wandy menjelaskan bagaimana timnya mendapatkan data yang akhirnya membantu produk jurnalistik.
Seperti melakukan riset dengan berbagai metodologi. “Biasanya disesuaikan dengan isu dan waktu penggarapan,” terangnya.
Dia menambahkan, saat ini data menjadi komoditas penting. Bahkan bisa diperjualbelikan untuk kepentingan tertentu. Bagi dunia jurnalistik, data adalah pelengkap berita. “Sekaligus, sebagai komparasi dan menghindari berita palsu,” tegasnya. Selain Wandy, diskusi ini menghadirkan jurnalis senior Benua Etam, Felanans Mustari. Dalam pemaparannya, Felanans mengatakan, saat ini jurnalisme yang serba-cepat digantikan citizen journalist.
"Misal ada begal. Masyarakat sudah banyak membagikan infonya di media sosial," kata Felanans.
Dia melanjutkan, ketika fungsi membagikan informasi itu diambil warga, pekerjaan wartawan bisa berkurang. Namun, di sisi lain tugas pers bertambah. Selain melaporkan, pers harus memverifikasi dan komparasi. Jadi, masyarakat bisa menikmati sajian jurnalistik dengan mudah.
“Jadi kembali lagi ke data tadi. Bagaimana mengolahnya menjadi sajian menarik, sebab data mentah enggak berguna bagi pembaca,” sambung Fel, sapaan karibnya.
Terakhir, Fel menyebut, dengan data, seorang pewarta bisa mengungkap praktik culas institusi tertentu. Misal The Guardian dalam melaporkan anggota parlemen Inggris dengan pengeluaran terbesar atau aksi dari WikiLeaks yang mengungkap para pengusaha nakal lewat Panama Papers. “Data kata dan angka itu akan semakin menarik jika diolah dengan telaten,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua AJI Balikpapan Devi Alamsyah juga menyebut, AJI memberikan perhatian terhadap peningkatan kapasitas jurnalis. Karena itu, mereka mendorong terbentuknya AJI Balikpapan Biro Samarinda untuk membantu melakukan program-program peningkatan kapasitas jurnalis. Hal itu pun direalisasikan dengan penyerahan SK biro dalam kesempatan yang sama.
“Ini adalah program lama. Mendorong AJI ada di Samarinda. Akibat kesibukan akhirnya baru bisa genjot lagi. Samarinda jumlah wartawan lebih banyak dan tentunya dinamika lebih banyak," pungkas Devi. (ypl/k8)