Hanya Bisa Pasrah saat Dengar Teriakan Minta Tolong

- Sabtu, 22 Juni 2019 | 11:27 WIB

Teriakan histeris dan isak tangis tak terbendung. Tak ada yang sanggup menerima dengan cepat kenyataan bahwa keluarga menjadi korban tewas secara tragis.

 

DIVA SUWANDA-TEDDY AKBARI, Langkat

 

KEHILANGAN istri dan putri pertama sekaligus membuat hati Sofian remuk. Tak pernah dia bayangkan sepanjang hidup akan menghadap polisi untuk mengidentifikasi jenazah orang-orang terkasihnya itu. Wajahnya kuyu. ”Istri dan anak saya jadi korban. Tadi (kemarin, Red) lapor ke petugas ciri-ciri mereka,” kata pria 36 tahun itu di Posko Antemortem Tim DVI Polda Sumut RS Bhayangkara, Jalan Wahid Hasyim, Medan, kepada Sumut Pos.

Sofian bercerita, istrinya, Yuli Fitriani, 35, bekerja kurang lebih empat tahun di pabrik korek api gas di Jalan Perintis Kemerdekaan, Pasar 4, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Langkat, tersebut. Yuli tewas. Begitu pula putri mereka, Sifa Oktaviana, 10, yang hari itu ikut ibunya bekerja. Sofian mengatakan, para pekerja yang didominasi perempuan tersebut memang sering membawa anak masing-masing. ”Tapi, seharusnya anak saya dijaga sama neneknya. Kebetulan saja hari ini (kemarin, Red) neneknya ada acara,” tutur Sofian, yang rumahnya tak jauh dari pabrik.

Sofian menyebutkan, saat ditemukan, seluruh korban bertumpuk di balik pintu depan pabrik yang dipasangi teralis besi. Jasad istri, anaknya, dan sejumlah korban lain berpelukan. ”Nggak kebayang bagaimana takutnya mereka kala itu. Tidak tahu mau ke mana. Pintu dikunci, jendela terkunci,” tutur Sofian.

Mungkin, papar Sofian, para korban itu hendak keluar lewat pintu depan. Namun, mereka tak kuat mendobrak. Dia sangat menyesali kenapa pemilik pabrik tak membuat akses alternatif untuk jaga-jaga ketika ada hal buruk. ”Seharusnya anak dan istri saya masih bisa selamat,” ucap dia, pelan.

Saat ini dia belum bisa membawa jenazah istri dan anaknya. Petugas masih melakukan identifikasi jenazah yang mayoritas sudah tak bisa dikenali lagi secara fisik. ”Yang saya inginkan sekarang hanyalah bisa segera memakamkan mereka,” ujar Sofian.

Keluarga korban kebakaran lainnya, Sainten, 53, tak kalah terpukul. Dia kehilangan putrinya, Yunita Sari, 30, dan dua cucu sekaligus. Keduanya putri Yunita, yakni Vinkza Parisyah, 10, dan Runisa Syakila, 2. Hatinya sesak saat melihat mereka meninggal dengan kondisi mengenaskan. Gosong terpanggang. Yunita merupakan anak pertama Sainten. Dia punya tiga adik. ”Anak saya empat. Ini adik-adiknya semua ikut,” ungkap Sainten.

Berdasar keterangan Sainten, anaknya bekerja di pabrik itu mulai enam tahun lalu. Tidak ada firasat buruk. ”Kami awalnya dikabari bahwa Yunita cuma kecelakaan sama anak-anaknya. Ternyata, kabar lain yang kami dapat,” ungkapnya, sedih.

Namun, menurut Sainten, ada yang tak biasa sebelum ketiganya meninggal. Vinkza sempat mengunggah foto-foto dirinya bersama ibu dan adiknya ke Facebook. ”Sempat tadi sebelum kejadian si Vinkza foto-foto sama adiknya dan mamaknya bertiga. Itu pagi-pagi. Seperti pertanda kenang-kenangan,” ungkap Sainten.

Meski berat hati, pihaknya mengikhlaskan kehilangan itu. Namun, yang dia sayangkan, pemilik pabrik mengunci pintu depan. ”Ini setidaknya jadi pembelajaran. Jangan lagi ada kejadian begini. Seharusnya pengusaha juga memperhatikan keselamatan pekerjanya,” tutur Sainten.

Duka juga dirasakan oleh Faisal Riza. Istrinya, Marlina, turut tewas dalam kebakaran itu. Faisal menceritakan, dirinya hendak menunaikan salat Jumat ketika tetangga ramai berujar pabrik terbakar. Rumahnya berjarak sekitar 200 meter dari pabrik di dalam gang tersebut. ”Saya lari, hendak menyelamatkan istri, tapi sudah telat. Ketika sampai, pabrik sudah terbakar habis,” papar dia.

Faisal menuturkan, memang sudah biasa pintu pabrik dikunci dari depan oleh petugas keamanan saat karyawan bekerja. Akses satu-satunya adalah pintu belakang. Diduga, api berasal dari bagian belakang bangunan itu. ”Mau tak mau, hanya bisa keluar dari pintu depan,” papar Faisal.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X