Carrie Lam Janji Tebus Dosa

- Rabu, 19 Juni 2019 | 12:38 WIB

HONGKONG – Selasa (18/6) pukul 16.00, Chief Executive Hongkong Carrie Lam berjalan menuju tengah panggung aula di kompleks pemerintahan. Di bawah podium, tisu sudah disiapkan. Mungkin berjaga-jaga jika Lam meneteskan air mata.

Pemimpin Hongkong tersebut kembali memberikan permintaan maaf kepada rakyat. Kali ini, ucapan itu keluar langsung dari mulut Lam. Sepertinya, dia mendengar rakyat yang tak puas dengan pernyataan tertulisnya. ’’Saya ingin mengucapkan permintaan maaf terhadap seluruh penduduk Hongkong. Saya seharusnya melakukan pekerjaan yang lebih baik,’’ katanya menurut New York Times.

Sikap perempuan 62 tahun tersebut melunak. Selama dua tahun masa jabatannya, baru kali ini dia menarik pernyataannya dan meminta maaf. Dia berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama. ’’Kepada para pemuda Hongkong, saya tahu Anda berharap saya menghormati perbedaan pendapat,’’ ungkapnya.

Lam berdiri sendiri hari itu. Baik secara harfiah maupun metafora. Pidatonya seakan-akan mengalamatkan kesalahan kepada kabinetnya. Dia tak menyebutkan Xi Jinping atau Beijing yang mempunyai kepentingan soal aturan ekstradisi.

Dia hanya menyebutkan bahwa RUU ekstradisi tak akan diungkit lagi. Kalau memang proses pembahasan masih terhenti sampai Juli tahun depan, secara alami RUU itu akan kedaluwarsa. Namun, dia menolak secara tegas mencabut RUU tersebut. ’’Jika memang RUU itu tidak sampai ke meja dewan legislatif tahun depan, pemerintah akan menerima kenyataan tersebut,’’ tegasnya sebagaimana diberitakan Agence France-Presse.

Permintaan maaf itu ditolak mentah-mentah oleh rakyat dan politisi pro demokrasi. Mereka merasa ucapan Lam hanyalah akal-akalan. Buktinya, tidak ada tuntutan yang dikabulkan. RUU masih bisa dibahas. Pendemo yang tertangkap masih terancam hukuman. Tidak ada pengunduran diri dari sang pemimpin Hongkong. ’’Dia bahkan tidak menundukkan kepala saat meminta maaf. Benar-benar tidak tulus,’’ ujar Ketua Civic Party Alvin Yeung Ngok-kiu kepada South China Morning Post.

Lam sudah menegaskan tak akan turun dari jabatan. Menurut dia, menjalani sisa jabatan merupakan bentuk tanggung jawab untuk menebus dosanya kali ini. Keputusan tersebut mendapatkan dukungan penuh dari kabinetnya. ’’Gampang saja menyerahkan surat resign. Yang lebih sulit adalah bertahan dan mengatasi semua dampaknya,’’ tutur Regina Ip, mantan menteri pertahanan Hongkong, kepada CNN.

Sebenarnya, banyak penduduk yang masih ragu dengan tuntutan untuk menggulingkan Lam. Sebab, kandidat terkuat yang bisa mengisi kursi chief executive adalah Menteri Keuangan Paul Chan. Daripada Lam, Chan justru sosok pro Beijing yang lebih fanatik.

Meski begitu, beberapa pentolan politik Daerah Administratif Khusus itu tetap mendesak agar Lam mundur. Emily Lau, mantan ketua Democratic Party, menegaskan bahwa Chan seharusnya tidak menjadi penghambat aspirasi rakyat. ’’Tentu saja menakutkan saat dia menjadi pemimpin Hongkong. Tapi, kita tak bisa mempertahankan Lam hanya karena takut dengan Chan,’’ ucapnya. (bil/c20/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X