Keberadaan pengetap bahan bakar minyak (BBM) terus menjadi sorotan, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Meski begitu, dengan menggunakan kendaraan roda dua “khusus” yang memiliki kapasitas pengisian cukup besar, para pengetap masih terus ada.
TANJUNG REDEB–Beberapa hari sebelumnya, telah beredar foto seorang warga membeli BBM menggunakan jeriken di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sambaliung. Karena itu, awak media pun melakukan pemantauan di lapangan. Tepatnya di SPBU Sambaliung sekitar pukul 11.00 Wita, Senin (17/6). Tampak beberapa pengetap menunggu di depan gang kecil di depan SPBU di Jalan Raja Alam I.
Para pengetap tampak sudah hafal satu dengan yang lainnya. Apabila ada kendaraan biasa yang masuk, para pengetap ini pun langsung mempersilakan untuk mendahului antrean. Para petugas SPBU Sambaliung pun tampak sudah mengerti kondisi itu.
Namun, saat awak media akan memfoto kondisi tersebut, seorang pengetap dan petugas SPBU Sambaliung langsung melakukan protes, agar tidak difoto. “Jangan foto-foto, Mas. Nanti viral di media,” ucapnya dengan nada tinggi.
Di tempat terpisah, Manajer Humas Pertamina Kalimantan Heppy Wulansari yang coba dikonfirmasi awak media ini mengenai pembelian dengan jeriken menjelaskan, pembelian menggunakan jeriken untuk premium dan solar diperbolehkan. Asalkan ada surat rekomendasi dari pemerintah daerah atau instansi terkait. “Kalau tidak ada surat rekomendasi tidak boleh. Bisa ditanya ke mereka (pembeli dengan jeriken, Red) ada surat rekomendasi atau tidak,” ungkapnya.
Apabila tidak ada, dia pun meminta informasi SPBU yang menjual untuk ditelusuri pihaknya melalui Logbook. “Kalau tidak ada, diinfoin SPBU nomor berapa. Kejadiannya jam berapa. Agar bisa kami telusuri lewat Logbook,”singkatnya. (arp/dns/k8)
