SAO PAULO – Sepanjang perhelatan Copa America atau ketika masih bernama Kejuaraan Amerika Latin belum pernah ada tim yang beruntun jadi juara dengan tiga pelatih berbeda di setiap edisinya. Cile dengan status juara bertahan mencoba mematahkan misteri tersebut.
Ya, La Roja jadi juara Copa America 2015 dan Copa America 2016 dengan arsitek yang berlainan. Jika pada Copa America 2015 sosok Jorge Sampaoli adalah otak kesuksesan Cile. Maka setahun kemudian pada Copa America Centenario, giliran Juan Antonio Pizzi yang bawa Cile juara.
Pada Copa America 2019 ini, Cile akan mengawali laga debutnya di grup C melawan Jepang di Estadio Morumbi besok pagi (18/6). Meski statusnya cuma undangan, Cile tak bisa memandang remeh tim Samurai.
Diantara dua pertemuan Cile versus Jepang, statistik Shinji Okazaki dkk lebih apik. Jepang menahan imbang Cile tanpa gol pada ujicoba internasional 11 tahun lalu. Kemudian setahun kemudian Jepang menang 4-0 atas Cile di Piala Kirin.
Gelandang Cile Arturo Vidal kepada EFE kemarin (16/6) berkata Cile adalah tim yang patut diwaspadai oleh tim manapun. Meski pada turnamen mayor terakhir yakni Piala Dunia 2018 Rusia lalu, Cile gagal berpartisipasi.
Mengenai Jepang, gelandang Barcelona itu menilai Jepang adalah tim yang selalu punya potensi mengejutkan. Salah satu individu terbaik mereka, Takefusa Kubo bahkan direkrut Real Madrid pada usia 18 tahun.
“Mereka bermain dengan sangat terorganisir dan para pemainnya memiliki kecepatan. Kami harus menyerang mereka secepat mungkin sebelum mereka memakai skema 5-4-1 dalam bertahan,” ucap Vidal. (dra)