SAMARINDA - Usai musibah banjir hampir sepekan melumpuhkan sebagian aktivitas perekonomian Samarinda, pemerintah provinsi dan kota hingga pusat menunjukan keseriusan mencegah musibah tersebut terulang.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mengklaim menggelontorkan Rp 10 miliar untuk tangani banjir, termasuk didalamnya pengerukan Sungai Karang Mumus (SKM), memperbaiki kolam retensi kompleks Vorvoo dan Rumah Sakit AW Sjahranie pada tahun 2019.
"Kita semua sepakat mengarahkan beberapa dana untuk penanggulangan banjir. Untuk tahun 2019, Pemprov sediakan kurang lebih Rp 10 miliar untuk pengerukan SKM dan perbaiki kolam retensi Vorvoo," kata Kepala Bappeda Kaltim, Zairin Zain, Senin (17/6/2019) usai Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir kota Samarinda di Kantor Bappeda Kaltim Jl Kusuma Bangsa.
Untuk pengendalian banjir sistem sub Daerah Aliran Sungai (DAS) SKM bagian hilir normalisasi SKM dan revitalisasi kolam retensi Vorvoo, pemerintah provinsi anggarkan masing-masing Rp 1,97 miliar dan Rp 7,09 miliar.
Zairin juga ungkapkan Badan Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III juga membangun kolam resistensi di belakang Kompleks Stadion Sempaja. Sedangkan, pemerintah kota dalam jangka pendek akan memperbaiki sistem drainase yang tersumbat.
"BWS III juga akan keruk waduk Benanga," jelas Zairin. Adapun, kegiatan pengendalian banjir Samarinda oleh pemerintah pusat menganggarkan penetapan sempadan waduk Lempake Rp 1,35 miliar, Penyusunan Rencana Tindak Darurat (RTD) Rp 800 juta, pembangunan embung serba guna Sempaja Rp 9,776 miliar, penyelesaian peningkatan Bendungan Benanga Rp 3,661 miliar dan supervisi penyelesaian peningkatan Bendungan Benanga Rp 500 juta.
Sementara itu, konsep pengendalian banjir sistem sub Daerah Aliran Sungai (DAS) SKM di bagian hulu dengan konservasi, revitalisasi rawa dan cekungan alam serta pengendalian izin pertambangan. (mym)