Juanda Pratama, Tunda Usaha demi Restu Calon Mertua

- Senin, 17 Juni 2019 | 12:58 WIB

TIDAK ada pekerjaan yang mudah. Kalimat sederhana itu sukses menjadi cambukan Juanda Pratama agar tetap gigih bekerja. Kisah jatuh-bangun mengiringi ketika mulai merintis karier pada 2012. Melawan rasa malas jadi kunci utama. Kini, perlahan menikmati jerih payahnya.

PRIA dengan tinggi 170 sentimeter itu menyambut hangat awak Kaltim Post saat disambangi di workshop-nya. Tampak sederhana namun memiliki banyak cerita. Bangunan dengan tembok putih cokelat menjadi saksi bisu ketika Juanda Pratama bekerja keras, hari demi hari mengais rezeki.

“Nah, di sini tempat biasanya saya bekerja atau bertemu dengan klien jika mereka ingin datang langsung ke workshop. Tapi lebih seringnya sih saya yang datang ke tempat klien, sekalian meninjau langsung bangunan yang akan saya desian ulang,” ucapnya.

Mendesain bangunan sudah dia tekuni sejak 2012. Tepat ketika dia lulus dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Melihat foto-foto yang disebar dalam akun Instagram-nya, pria yang biasa disapa Wanda itu kerap disangka hanya menerima jasa desain interior.

“Sebenarnya saya ini lulusan arsitek, tapi melihat pasar di Kalimantan yang lebih sering membutuhkan desain ruangan, akhirnya saya lakukan juga. Tidak meninggalkan proyek rumahan juga tentunya. Sederhananya, saya ini fleksibel, desain rumah ayo, desain interior juga bisa,” ujarnya.

Menekuni pekerjaan sejalur dengan ilmu saat pada bangku kuliah rupanya tidak menjamin kemudahan saat di lapangan. Wanda mengaku banyak cobaan yang selalu dia anggap menjadi pelajaran. Salah satunya ketika diterima menjadi arsitek di perusahaan BUMN pada 2012 akhir. Mengaku tidak nyaman dengan waktu pekerjaan yang padat dan terikat, membuat Wanda berpikir dua kali untuk bertahan.

“Akhirnya setelah setahun, usai masa kontrak habis, saya resign. Namun, untuk mengantisipasi, enam bulan sebelumnya saya juga sudah mulai membuka jasa desain. Akhirnya terciptalah Teras Concept ini,” imbuhnya.

Mulanya, Wanda nyaris tidak memiliki klien sama sekali. Galau, karena tidak ada pemasukan rupanya bukan satu-satunya beban yang menghantui pikiran. Namun, perihal dirinya yang berencana melepas masa lajang medio 2014.

Dia sadar, orangtua biasanya tidak merelakan anak gadisnya menikah dengan pria yang tak memiliki pekerjaan. Wanda pun menunda ego sejenak, yakni membuka jasa desain sendiri. Demi mendapatkan restu serta modal menikah. Dia ikut salah satu perusahaan jasa arsitek dan interior milik temannya.

Sambil menyelam minum air, tidak hanya mendapat restu dan modal, Wanda mengaku dapat ilmu berharga tentang dunia arsitek dan interior. “Enggak hanya sebagai arsitek, saya kadang-kadang beralih sebagai sopir yang bantu-bantu beli perabot. Jadi, enggak hanya dapat ilmu merancangnya, dapat pelajaran bagaimana mengelola tim produksi dengan baik,” tambahnya.

Pria kelahiran 1989 itu pun melepas masa lajang sesuai perkiraan, Juni 2014. Tepat satu bulan setelah menikah, memutuskan resign dan melanjutkan mimpi membuka jasa arsitek dan interior sendiri.

Alhamdulillah, perjalanan enggak sesulit awal merintis dulu. Saya rasa ini rezeki usai menikah, pelan-pelan klien mulai mengenal dan memercayai Teras Concept. Meski masih pemain baru, saya harus bekerja profesional seperti pemain lama,” timpalnya.

Tujuh tahun sudah dia mengelola dan mempertahankan usaha. Mulai rumah, kantor, restoran, hingga masjid pernah dia sulap menjadi mahakarya indah dengan kemampuannya. Selalu ada proses. Setidaknya ratusan juta dia kantongi dalam sebulan. (*/nul*/rdm/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X