Sebagai fasilitas yang baru beroperasi, Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto bakal terus dipercantik. Sederet rencana sudah disusun. Segera diwujudkan dalam tahun-tahun kemudian.
MENYIAPKAN pusat perbelanjaan dan hotel yang terintegrasi jadi dua di antara rentetan rencana memoles bandara di kawasan Samarinda Utara itu. Selain itu, ada pula rencana redesign ruang tunggu penumpang dan kawasan tenant.
Kepala Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto Samarinda, Dodi Dharma Cahyadi, menerangkan, saat ini pihaknya memang banyak menyiapkan rencana lanjutan untuk desain pembangunan bandara. Harapannya, bisa meningkatkan nilai tambah yang bisa diterima bandara.
"Nanti kami bangun juga gedung parkir yang terintegrasi dengan bandara. Seperti yang dimiliki Bandara SAMS (Sultan Aji Muhammad Sulaiman) Sepinggan Balikpapan," katanya belum lama ini.
Untuk pembangunan mal dan hotel, dinilai perlu. Sebab, di kawasan Kelurahan Sungai Siring belum tersedia penginapan dan pusat perbelanjaan modern. Apalagi, kawasan tersebut diproyeksikan menjadi masa depan baru untuk ibu kota provinsi.
"Kalau di bandara ini ada dibangun hotel, restoran, pusat perbelanjaan, dan fasilitas bisnis lain, pasti akan memberikan keuntungan bisnis bagi bandara," sebutnya.
Sebagai antisipasi dini atas pertumbuhan pembangunan di sekitar Sungai Siring, Dodi akan berkoordinasi dengan Pemkot Samarinda. Dia meminta agar membuatkan desain perencanaan tata ruang yang baik di kawasan itu.
Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan dapat dikontrol dan dikendalikan. Jangan sampai terjadi seperti di eks Bandara Temindung. Hampir semua sisi bandara dikelilingi rumah warga. Selain menjadi kumuh, pengembangan bandara sulit dilakukan.
"Kegiatan pembangunan di sini mulai terasa. Perencanaan pembangunannya harus disiapkan. Semua perizinan pembangunan, baik jaringan komunikasi, listrik, maupun perumahan, boleh ke kota. Tapi teknisnya harus dikonsultasikan ke kami dulu," katanya.
Di dalam bandara, lanjut dia, ada dua yang ingin ditata ulang. Yakni ruang tunggu penumpang dan tenant. Khusus tenant, Dodi ingin mendesainnya agar lebih modern lagi. "Sudah lebih 10 tenant yang dibuka di bandara. Setiap tenant bisa menghasilkan Rp 150 juta per bulan. Saat saya mendapatkan laporan itu, saya cukup kaget juga," ujar dia.
Menurut dia, saat ini banyak permintaan tambahan gerai dari pelaku bisnis. Namun permintaan itu belum mereka tindak lanjuti. Pertimbangannya, pihaknya masih ingin menata ulang tenant yang ada.
"Saya tidak ingin tenant di bandara ini seperti warung. Jangan sampai terkesan kumuh. Saya mau yang lebih modern. Biar para penumpang yang belanja dan makan di bandara merasa nyaman dan puas," ucapnya.
Adapun sekat pembatas ruang tunggu penumpang nanti turut dirombak. Ke depannya, ruang tunggu Bandara APT Pranoto akan didesain seperti Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan. "Kalau yang sekarang ini masih polos. Penumpang tidak leluasa mengakses bandara. Kami maunya bandara ini bisa lebih modern. Bandara ini harus jadi tempat yang nyaman bagi penumpang," tuturnya.
Beberapa inovasi itu dinilai perlu dilakukan. Tidak hanya untuk kenyamanan penumpang, tetapi untuk menunjang pendapatan bandara. Sebab, dibutuhkan dana miliaran rupiah memenuhi biaya operasional bandara.