Menunggu Jentikan Jari Ketua Yaser

- Senin, 17 Juni 2019 | 11:02 WIB

Catatan: Faroq Zamzami
(Pemred Kaltim Post)

MENARIK menanti sikap politik Yaser Arafat. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Balikpapan. Maju atau tidak dia dalam pemilihan wali kota (pilwali) Balikpapan tahun depan. Banyak yang memasukkan namanya dalam bursa. Banyak yang menggadang-gadangnya. Juga banyak yang sudah menawarkan posisi. Satu atau dua. Dan banyak pula yang mendatangi untuk silaturahmi.

Ada beberapa nama yang saya dengar sudah bertemu ketua Yaser. Oh iya, saya biasa menambah kata ketua di depan namanya. Panggilan perkawanan biasa, ya karena dia juga ketua Kadin. Banyak orang memanggilnya begitu. Baik di pergaulan satu tongkrongan hingga lapangan golf.

Kembali ke laptop. Beberapa tokoh sudah datang mengajak maju dalam suksesi. Tapi tak elok saya sebut siapa saja di sini. Dan dari partai mana saja. Setidaknya ada tokoh dari hampir semua partai besar dan partai kecil sudah merapat kepadanya. Fase awal lah; basa-basi. Ada yang menawari nomor satu atau nomor dua. Maju dengan siapa jika nomor satu, hingga berpasangan dengan siapa jika nomor dua. Kendaraannya pakai apa. Sampai kebutuhan dananya. Pembahasannya sudah sampai di situ. Karena suksesi memang semakin dekat.

Bagaimana sikap ketua Yaser? Dan mengapa keputusannya menarik dinanti? Saya jelentrehkan beberapa indikator sederhana yang bisa mewakili. Jangan lupa Yaser adalah wakil kalangan muda. Datang dari kelompok pengusaha. Punya latar belakang pendidikan yang moncer. Master bisnis lulusan Australia. Dan dia anak dari Syahril HM Taher, salah satu tokoh Kota Minyak. Dia juga lekat dengan Persiba.

Jangan lupa juga ini. Yaser juga datang dari Balikpapan Barat. Dan berkeluarga dengan Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud. Tahun depan Rahmad bakal jadi petahana. Dengan kendaraannya, Partai Golkar, yang sudah siap syarat. So, menarik bukan jika Yaser ikut kontestasi? Apalagi jika dia diusung untuk bersaing dengan Pak Rahmad. Balikpapan Barat bakal jadi pusat persaingan.

Pakai partai apa? Jangan pikirkan itu, banyak yang akan mempertimbangkan nama ketua Yaser. Salah satunya Gerindra. Ini analisis sederhana saya saja.

Ketua Yaser dan ayahnya punya historis dengan Gerindra Kaltim. Ketua partai ini adalah Andi Harun. Yang dulu pernah berada di partai yang sama dengan Pak Syahril, Patriot Pancasila. Dalam politik historis tak bisa serta-merta dikesampingkan.

Gerindra tinggal melokalkan koalisi nasional. Mengajak PKS terutama. Kemudian PAN hingga Berkarya. Lantas Golkar dengan Pak Rahmad bisa maju dengan menggandeng PDIP, NasDem, hingga Hanura. Sangat menarik.

Sabar, bukan saya mengesampingkan calon lain. Memang ada beberapa nama yang juga dinilai layak maju. Bahkan ada yang sudah tegas bersikap. Soal hitungan peta politik saya juga sudah dapat, dan diprediksi pilwali tahun depan ada empat calon. Tapi soal tokoh lain dan peta politik itu, lain waktu saja dibahas. Kalau ingat. He, he, he...

Kalaupun Pak Rahmad dan ketua Yaser akhirnya maju berpasangan, tetap juga menarik diikuti. Terutama akan bersaing dengan siapa mereka. Bisa jadi Golkar akan bergandengan tangan dengan Gerindra. Dua partai ini "berdamai" di tingkat lokal. Tapi saya rasa peluang itu kecil. Sebab, kedua tokoh ini datang dari "rahim" dan kampung yang sama. Tapi, Wallahu a'lam.

Bagaimana sikap ketua Yaser? Sejak puasa hingga setelah Lebaran saya cukup sering bertemu dengannya. Semuanya dalam agenda nonresmi. Alias nongkrong, ngopi-ngopi. Dari warung kopi di Balikpapan Permai hingga di Kawasan Inpres. Sejauh pembicaraan warung kopi itu, dia masih belum bersikap. Walau mengakui ada beberapa nama mengajaknya maju tadi.

Dia hanya mengatakan ini; Saya ikut apa kata langit saja. Kalau memang ditakdirkan maju tahun ini, maju. Kalau ditakdirkan lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi, ya berarti rezekinya di situ. Yang pasti, saya masih suka dengan aktivitas sekarang. Jadi orang "bebas".

"Saya masih senang kaya gini. Kita nongkrong, ngopi, main golf, urus usaha," sambungnya. Kalimat ini selalu keluar dari mulutnya jika bertemu dari sesi berbeda dan ditanyakan hal sama. Jadi, dari sebelum puasa, hingga saya buat tulisan ini, jawabannya masih itu; masih enak begini. (*)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X