Pembunuhan Jurnalis Ancam Meksiko

- Sabtu, 15 Juni 2019 | 16:48 WIB

MEXICO CITY – Kamis (13/6) menjadi hari yang menegangkan bagi Marcos Miranda Cogco. Dia berada di ambang hidup dan mati. Jika polisi tak membebaskannya, Marcos mungkin akan menyusul rekan seprofesinya, Norma Sarabia, yang tewas ditembus timah panas.

Marcos diculik pada Rabu (12/6) di rumahnya yang terletak di Boca del Rio, Veracruz. Saat hendak mengantar anaknya ke sekolah, jurnalis kriminal di portal Noticias a Tiempo itu ditodong dengan senjata api oleh dua pria. Tengah malam, penculiknya berkata bahwa mereka akan pergi ke tempat aman. ’’Tapi, saya rasa mereka akan membunuh saya,’’ ujar Marcos, sebagaimana dikutip Agence France-Presse.

Untung, di tengah jalan, mobil yang membawanya berpapasan dengan polisi. Kala itu, polisi memang tengah mengerahkan orang untuk mencari Marcos. Begitu mobil tersebut dihentikan, kedua pelaku langsung menembak. Polisi pun membalas. Baku tembak tak terelakkan. Dua pelaku kemudian lari dan meninggalkan Marcos begitu saja.

Istri Marcos mengungkapkan, sang suami kerap mendapat ancaman dari Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Veracruz Eric Cisneros. Jika Marcos tak menulis hal yang bagus tentangnya, sesuatu akan terjadi padanya.

Pembebasan Marcos adalah hal baik yang jarang terjadi. Reporters Without Borders memasukkan Meksiko ke daftar negara yang paling mematikan bagi jurnalis di dunia.

Setiap tahun, negara yang dipimpin Presiden Andrés Manuel López Obrador itu disejajarkan dengan Syria dan wilayah-wilayah konflik lainnya. Tahun ini saja, sudah ada enam jurnalis yang dibunuh di Meksiko. Yang terakhir adalah pembunuhan Norma Sarabia di Tabasco.

Norma ditembak mati Selasa Malam (11/6) saat pulang ke rumahnya di Huimanguillo. Dia kerap diancam karena mengungkap korupsi di kepolisian. Norma menjadi jurnalis ke-149 yang tewas dibunuh sejak 2000 di Meksiko.

Obrador sempat menyatakan bahwa jurnalis harus dilindungi, bukan dibunuh. Namun, sejak dia berkuasa, dikabarkan sudah ada 10 jurnalis yang kehilangan nyawa. Perwakilan Meksiko di Committee to Protect Journalists (CPJ) Jan-Albert Hootsen menegaskan, belum ada langkah nyata yang diambil untuk melindungi pekerja media. (sha/c18/dos)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X