TOMY Syahmani (30) dan Rahmat Hidayat (30), Rabu (12/6) malam, tertangkap di Simpang Tiga, Kilometer 1, Loa Janan Ilir. Keduanya baru selesai menjambret di Jalan P Suryanata, Samarinda Ulu. Korbannya adalah Gesca (14), pelajar yang berdiri tepat di salah satu rumah makan. Berhasil tertangkap setelah terlacak melalui global positioning system (GPS) smartphone korban yang dikoneksikan ke handphone lain.
Ditemui harian ini, Tomy tidak menolak disebut dalang dari aksi kejahatan jalanan tersebut. “Saya bilang ke dia (Rahmat) saat di atas motor, balik! Itu posisi sudah melewati korban,” ujar Tomy. Rahmat yang seyogianya hendak menemani rekannya ke Tenggarong untuk bertemu kekasihnya, menuruti perkataan Tomy. “Saya juga yang ambil,” timpal Rahmat. Pria berambut gondrong dengan tato di lengan kiri itu menjelaskan, setelah dia mengambil, ponsel korban langsung diserahkan ke rekannya. Ayah tiga anak yang juga sebagai joki motor itu langsung tancap gas ke Kota Raja.
Tomy mengklaim, semenjak keluar dari penjara Maret lalu, aksinya di jalan poros Samarinda-Kukar baru yang pertama kali. “Lillahita’ala, sekali saja, Pak,” akunya. Aksinya disebut-sebut lantaran tak lagi punya uang. “Kerja bantu-bantu orangtua saja,” sambungnya. Tubuh Tomy pun kaku kala ayahnya tiba di Polsek Samarinda Ulu. “Enggak peduli sudah, bikin malu orangtua saja,” ucap ayah Tomy yang berperawakan gempal itu.
Dijelaskan Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ipda Muhammad Ridwan kemarin (14/6), pengakuannya belum berubah. “Masih sekali. Tapi kami curiga yang terjadi di depan salah satu kafe di Jalan Juanda juga komplotan mereka, pasalnya modusnya sama, targetnya orang yang bermain HP di pinggir jalan,” tegas perwira Polri balok satu tersebut. Namun, pihaknya tetap berkoordinasi dengan Satreskrim Polresta Samarinda dan unit polsek lainnya yang pernah menerima laporan korban kejahatan jalanan.
“Kami kenakan Pasal 365, pencurian dengan kekerasan. Perampasan itu termasuk kekerasan juga,” pungkas Ridwan. (*/dra/ypl/k8)
