BULUKUMBA – Video mesum siswa SMK Bulukumba di kelas viral di media sosial. Video hot itu diperankan sepasang siswa SMK yang masih mengenakan seragam sekolah di Bulukumba, Sulawesi Selatan. Video syur berdurasi beberapa detik ini menyebar melalui aplikasi percakapan media sosial.
Video panas itu menunjukkan pemeran perempuan mengenakan jilbab putih dan baju warna biru. Pemeran perempuan sempat memprotes saat pemeran laki-laki merekam bagian wajahnya. Ia juga meminta agar perekam tidak menyalakan blitz ponsel.
“Janganko kasi nyala blitznya (jangan kau nyalakan blitznya),” kata pemeran perempuan dalam video mesum tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sulsel Irman Yasin Limpo mengaku sudah menerima laporan terkait beredarnya video mesum siswa SMK Bulukumba tersebut. Dia meminta agar perwakilan Disdik Sulsel di daerah segera bergerak cepat untuk mencari tahu kebenaran video viral tersebut.
Pria yang akrab disapa None ini, belum bisa memastikan dari mana asal dua pelajar yang terekam dalam video itu. Apakah dari SMK negeri atau swasta. “Tetapi kalau dari seragamnya kayaknya swasta itu. Kita akan kasi pembinaan dulu untuk siswa yang bersnagkutan,” ungkapnya.
Sementara itu polisi masih menyelidiki kasus video indehoi sepasang pelajar SMK Bulukumba di kelas. Pelajar yang diduga pemeran adegan hot itu di dalam kelas telah menjalani pemeriksaan sebagai saksi.
Kepada polisi, pelajar tersebut mengaku pacaran. Keduanya melakukan hubungan suami istri di ruang kelas usai proses belajar mengajar.
Keduanya nekat berbuat asusila di dalam kelas karena pada saat itu kondisi sekolah sudah sepi. Para siswa sudah pulang sekolah. Adegan tak senonoh direkam menggunakan ponsel milik pelajar laki-laki. Video itu kemudian tersebar ke beberapa teman pelaku.
Akibat video tersebut, pemeran perempuan dan laki-laki telah diskorsing pada April 2019 lalu. Kapolres Bulukumba, AKBP Syamsu Ridwan menjelaskan, kasus video siswa SMK Bulukumba itu sedang diselidiki.
Pihaknya telah mendatangi sekolah tempat sepasang pelajar itu menimba ilmu. Ia meminta agar masyarakat tidak lagi menyebarkan video indehoi itu di WhatsApp (WA) maupun media sosial.
“Kita harapkan kepada masyarakat agar tidak menyebarkan video itu lagi karena menyebarkannya juga sudah masuk pidana,” ucap Syamsu Ridwan, Jumat (14/6). (one/fajar/pojoksatu)
