Penembak Korban Kerusuhan dari Kelompok Tak Terdeteksi

- Jumat, 14 Juni 2019 | 16:51 WIB

JAKARTA— Kapolri Jenderal Tito Karnavian memprediksi masih ada kelompok lain yang tak terdeteksi dan melakukan penembakan terhadap korban kerusuhan 22 Mei. Mereka bukan kelompok Kivlan Zein, bukan pula kelompok S dan 15 orang yang ditangkap di Jawa Barat.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menuturkan bahwa selama ini Polri telah mengungkap tiga kelompok yang memiliki senjata ilegal terkait peristiwa 22 Mei. Pertama, kelompok yang beranggotakan 15 orang dengan memiliki empat senjata. ”Kelompok kedua Bapak S yang mengirim senjata dari Aceh dan KZ yang kelompoknya memiliki senjata,” urainya.

Tiga kelompok tersebut terindikasi akan menggunakan senjata api. Tapi, mungkin ada pihak lain yang tidak terdeteksi menggunakan senjata api. Untuk memastikan hal tersebut, Polri  saat ini masih menunggu uji balistik sejumlah senjata-senjata yang akan digunakan. ”Saya sampaikan ini belum bisa disimpulkan, karena masih penelitian,” tuturnya di Monumen Nasional (Monas) kemarin.

Polisi juga mengidentifikasi sembilan korban meninggal dunia. Tidak semua meninggal karena tembakan. Ada beberapa yang mengalami luka karena benda tumpul. Bisa jadi karena pukulan petugas atau justru dilempar oleh pelaku kerusuhan. ”Lalu, ada korban meninggal yang karena tembakan senjata api,” terangnya.

Korban meninggal dunia karena senjata api itu ada yang proyektilnya masih di dalam tubuh dan yang sudah keluar tubuh. Untuk yang proyektilnya keluar tubuh itu lebih sulit pembuktiannya. 

Kapolri mengungkapkan apabila ternyata peluru ditembakkan aparat, investigasi akan dilakukan lebih mendalam. Apakah ini eksesif (keadaan yang melampaui kebiasaan) atau justru pembelaan diri. ”Korban ini kan ada yang berasal dari Petamburan, dimana diketahui ada asrama yang diserang dan dibakar, ” papar mantan Kapolda Metro Jaya tersebut.

Tito juga mengklarifikasi terkait informasi bahwa KZ merupakan dalang kerusuhan. Menurutnya, Polri tidak pernah menyebut KZ merupakan dalang kerusuhan, yang disampaikan adalah kronologi peristiwa 22 Mei dimana ada 2 segmen, aksi damai dan aksi yang sengaja membuat kerusuhan. 

Banyaknya purnawirawan TNI yang terseret dalam kasus kerusuhan 22 Mei membuat Panglima TNI Hadi Tjahjanto angkat bicara. Menurutnya, purnawirawan sebenarnya masuk dalam ranah sipil. Namun, untuk kesatuan sendiri masih melakukan pembinaan terhadap para purnawirawan. ”Kami terus berkomunikasi dengan beliau-beliau untuk menjaga persatuan dan kesatuan,” jelasnya.

Untuk proses hukum, TNI tidak ikut terlibat. Sebab, sudah masuk ranah sipil. ”Untuk soliditas TNI dan polri sampai sekarang masih terus. Seperti Babinsa dan Babainkamtibmas salah satu bentuknya,” jelasnya.

Tito juga merespon terkait banyaknya purnawirawan TNI yang terjerat kasus kerusuhan. Menurutnya, perlu diakui dengan jujur bahwa penanganan kasus purnawirawan TNI ini bagi Polri secara pribadi dan institusi menimbulkan ketidaknyamanan. ”Bagi Polri sendiri enggak nyaman,” ungkapnya. (idr/git)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X