Dari Kongo, Ebola ke Uganda

- Jumat, 14 Juni 2019 | 15:27 WIB

KAMPALA – Virus ebola di Kongo telah menyebar ke negara tetangga, Uganda. Ada tiga kasus ebola yang terdeteksi di negara yang dipimpin Yoweri Museveni itu.

Para korban berasal dari satu keluarga. Dua di antara mereka meninggal dunia. Yaitu, seorang bocah berusia 5 tahun dan neneknya yang berusia 50-an tahun. Si nenek kehilangan nyawa Rabu malam (12/6).

Menteri Kesehatan Uganda Jane Ruth Aceng mengungkapkan bahwa pasien ebola di negaranya berasal dari keluarga yang beranggota enam orang. Empat di antara mereka adalah anak-anak. Mereka pergi ke Kongo untuk merawat keluarganya yang terkena ebola.

Para korban itu juga hadir di pemakaman ketika keluarganya yang sakit tersebut meninggal. Saat kembali ke Uganda, si nenek dan dua anak berusia 3 tahun 5 tahun dinyatakan positif tertular. Bocah 5 tahun tersebut meninggal Selasa (11/6).

’’Keluarga itu kini dikarantina di Bwera,’’ ujar Aceng sebagaimana dikutip AFP. Sedangkan 27 orang lainnya yang melakukan kontak dengan mereka kini dimonitor secara intensif.

Nenek dan cucunya yang meninggal itu dimakamkan di Kasese yang berbatasan dengan Kongo. Penduduk Kasese dilarang menggelar acara yang membuat banyak orang berkumpul. Itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus.

Para petugas kesehatan yang menangani pasien juga akan disuntik dengan vaksin terbaru yang bisa melawan virus ebola. Sudah ada 4.700 petugas kesehatan di 165 fasilitas medis yang divaksin. Sudan Selatan sudah memvaksin petugas medisnya dan mendeklarasikan status waspada meski belum ada kasus ebola di negara tersebut.

Uganda patut waswas. Sebab, setiap hari sekitar 25 ribu orang melintasi jalur lintas perbatasan Mpwonde yang menghubungkan Uganda dengan Kongo. Itu belum termasuk perlintasan tidak resmi yang terdapat di berbagai titik. Perbatasan dua negara membentang 875 kilometer.

Jika salah satu di antara mereka tertular, penyebarannya bakal luar biasa cepat. Ebola bisa menular lewat kotak langsung. Jika cairan tubuh penderita bersentuhan dengan hidung, mata, mulut atau luka di orang yang sehat, penularan bisa terjadi.

Setelah kematian lansia di Uganda, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan akan menggelar pertemuan di Jenewa, Swiss, hari ini (14/6). Pertemuan tersebut untuk menentukan apakah akan dikeluarkan status darurat kesehatan global atau tidak.

Biasanya peningkatan status dari WHO itu akan memicu perhatian global. Selain itu, bantuan bakal berdatangan ke wilayah terdampak untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Komite kedaruratan WHO pernah menggelar rapat serupa Oktober dan April lalu. Namun, kala itu mereka tidak mendeklarasikan status darurat karena wabah ebola hanya terjadi di Kongo, belum menyebar.

Tampaknya, WHO harus mengubah keputusannya. Sebab, wabah ebola di Kongo yang merebak sejak Agustus tahun lalu sulit dikendalikan. Ada lebih dari 2 ribu kasus dan 1.400 di antaranya berakhir dengan kematian. Jumlah itu, rupanya, bakal terus bertambah.

’’Wabah ini adalah yang terburuk sejak 2013–2016 dan tidak ada tanda-tanda bakal berhenti,’’ ujar Dr Jeremy Farrar, direktur lembaga penelitian medis Wellcome Trust, kepada BBC.

Kongo kali pertama mengalami wabah ebola pada 1976. Yang terjadi sekarang adalah kali kesepuluh. Pemerintah sulit mengendalikan virus karena militan di negara tersebut kerap menyerang pusat-pusat perawatan ebola. Penduduk juga kerap berlaku tidak kurang mengenakkan kepada petugas kesehatan. Selama ini sudah ada lima petugas kesehatan yang dibunuh militan. (sha/c4/dos)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X