Manusia bukan satu-satunya makhluk yang direpotkan oleh banjir. Ada pula binatang yang juga terkungkung nestapa karena bencana.
NOFIYATUL CHALIMAH
RESAH menyesaki dada Adinda Medina. Banjir di Samarinda tidak kunjung surut. Warga terdampak genangan sudah berangsur-angsur mengungsi ke tempat aman. Tetapi kerisauannya tak beranjak. Itu karena dia membayangkan banyak binatang–mayoritas peliharaan–yang terjebak banjir.
Membayangkan para binatang itu tak bisa makan, terkepung dinginnya hawa banjir, membuatnya kian galau. Dia pun menumpahkan kekhawatirannya itu ke rekan-rekan sesama penyayang hewan. Pendapatnya bersambut baik. Mereka bersatu, merancang upaya evakuasi. Meminta bantuan relawan di sana-sini.
“Ini sifatnya mendadak. Kami hanya share di media sosial dan banyak teman yang bergabung. Beberapa dari mereka bahkan belum pernah street feeding dan rescue,” kata Adinda. Relawan pun terkumpul. Jumlahnya 25 orang. Mereka berasal dari berbagai kalangan. Warga, dokter hewan, komunitas pencinta hewan, hingga yang spesifik seperti reptil.
Tim dibagi dua. Masing-masing beroperasi ke kawasan Bengkuring, Samarinda Utara, dan Jalan Pemuda, Sungai Pinang. Setiba di lokasi, kekhawatiran Adinda benar-benar terjadi. Kelompok pertama di Bengkuring menemukan seekor kucing mati di sebuah wilayah tak tergenang air. Tidak jelas penyebab kematiannya. Kekurangan makan, sakit, atau kedinginan.
Ada pula temuan dua kucing, masing-masing malanutrisi dan menderita penyakit kulit. Mereka kemudian dibawa ke klinik hewan untuk mendapat perawatan.
Kucing jadi yang paling banyak mereka selamatkan. Rata-rata mereka terjebak di atap rumah. “Jumlah yang kami temui mungkin sekira 50 ekor,” ucap Adinda. Ada pula ayam, mengamankan diri di dahan pohon.
Sementara itu, di kawasan Jalan Pemuda, tim menemukan seekor kucing mati. Pemandangan serupa lainnya pun ditemukan; kucing-kucing bertengger tak berdaya di atap rumah. Tak hanya kucing liar, kucing yang tak ikut pemiliknya mengungsi juga terus bertahan di sana. “Di Jalan Pemuda juga ketemu tujuh anjing. Tetapi semua ada pemiliknya,” imbuh dia.
Adinda berharap, kegiatan serupa terus berjalan dan makin banyak warga yang tergerak. Seperti bantuan yang terus mengalir untuk warga korban banjir. Sebab, banyak hewan domestik yang bergantung pada manusia.
“Ingin makin banyak yang tergerak dan bisa makin sayang dengan binatang. Serta, kalau memelihara binatang, bisa berkomitmen bertanggung jawab seumur hidup untuk hewan tersebut,” pungkasnya. (ndy/k8)