TANA PASER – Lahan Balai Benih milik Dinas Pertanian Paser di Gang Balai Bening, Jalan Kapten Tendean, Kecamatan Tanah Grogot sudah tidak memadai untuk produksi benih padi. Hal itu mendorong Pemkab Paser melalui Tim Pembebasan Lahan mencari lahan baru untuk pengembangan produksi benih di Paser.
Sekretaris Dinas Pertanian Paser M Yasin mengatakan, ada dua lokasi milik warga yang ditinjau dan salah satunya akan dibeli pemerintah lahannya. Yakni di Desa Rantau Panjang dan Desa Pepara di Kecamatan Tanah Grogot. Untuk di Rantau Panjang luas lahan yang akan dibeli ada 3 hektare dengan harga jual Rp 25 ribu per meternya.
“Itu masih masuk hitungan anggaran, nah yang di Pepara ini lumayan mahal sekitar Rp 75 ribu per meter. Rencananya 2 hektare kita cari di sini,” ujar Yasin, kemarin (12/6). Nantinya lokasi balai benih ini untuk pengembangan komoditas Holtikultura.
Terkait terendamnya lahan pertanian di Kecamatan Long Ikis beberapa hari terakhir, terpisah Kepala Dinas Pertanian Paser Karoding menyebut ada 100 hektare lahan yang terendam banjir. Lahan tersebut dikelola 4 kelompok tani, yang masing-masing kelompok mengelola 25 hektare lahan pertanian.
Dari 100 hektare lahan tersebutitu, hanya 25 hektare yang tinggal menunggu masa panen. Sementara selebihnya padi yang sedang ditanam dan terancam gagal. Selain lahan pertanian padi, terdapat 10 hektare lahan jagung, di mana hanya 1 hektare saja yang terdampak banjir.
“Banjir di Desa Jemparing yang terjadi pada Sabtu lalu itu, tidak terlalu mengakibatkan kerusakan pada lahan pertanian masyarakat setempat. Beberapa komoditas yang ditanami seperti semangka, ada 2 hektare. Tidak terlalu berpengaruh,” kata Karoding. (jib/kri)
