BALIKPAPAN–Tidak adanya truk sampah di Pantai Manggar membuat tumpukan sampah menggunung di tempat pembuangan sementara (TPS) di sekitar lokasi pantai. Bahkan, sejak truk kembali ditarik Dinas Lingkungan Hidup (DLH), pihak UPTD pantai hanya mengoperasikan satu unit pikap. Unit tersebut hanya mampu mengangkut sampah hingga 1 ton. Cukup kewalahan. Sebab pada hari normal sampah yang menumpuk di TPS mencapai 5-7 ton.
Sedangkan pada masa liburan, seperti pasca-Lebaran kemarin, tiap hari 30-50 ton sampah menumpuk. Sampah yang menumpuk bukan hanya hasil dari pengunjung melainkan hanyut terbawa laut ke bibir pantai. Kepala UPTD Pantai Manggar Ruslianyah menyebut, pikap yang dimiliki hanya dapat dioperasikan di wilayah pantai.
“Kalau diantar sampai ke TPA bisa sampai belasan hingga puluhan kali bolak-balik. Karena satu pikap hanya memuat sampah 1,4 ton, itu tentu akan menambah biaya operasional lagi. Kalau truk kan bisa memuat hingga 5-6 ton sekali angkut,” bebernya.
Dirinya tak mengetahui, bahwa truk DLH yang digunakan sejak 2017-2018 tersebut ternyata hanya bersifat pinjam pakai. “Saya pikir diserahkan ke UPTD untuk operasional. Dan selama ini, setiap hari selalu digunakan secara maksimal, karena setiap hari pasti ada sampah yang mesti diangkut,” ucap Rusli. Hal ini lantas menimbulkan masalah. Sebab truk sampah DLH tidak setiap hari masuk ke pantai. Sehingga pengangkutan sampah tidak berjalan rutin hingga menumpuk. Pada libur Lebaran, 5-9 Juni, ia mengeluhkan, seminggu sebelum hari raya truk sampah tidak datang mengambil sampah yang telah menumpuk di TPS.
Baru jelang malam Lebaran truk datang mengambil sampah. “Truk datang 2-3 hari sekali, bahkan saat libur Lebaran. Pas datang kondisi truk juga sudah dimuat sampah, bukan kosong, sehingga sampah tidak termuat semua. Pas pagi kan sampah menumpuk tuh, bisa lebih dari 30 ton, itu sangat mengganggu pemandangan para pengunjung yang datang,” ujarnya. Luas Pantai Manggar mencapai 12 hektare, sedangkan jumlah petugas kebersihan hanya 25 orang. Lima di antaranya merupakan petugas pengangkut sampah dan sopir pikap. Dikatakan, jumlah petugas kebersihan yang ada saat ini belumlah maksimal. Dari itu ia mengharapkan dapat mengajukan penambahan jumlah petugas kebersihan lagi.
“Paling tidak sebenarnya ada 30 petugas kebersihan, selain itu kami juga berharap bisa memiliki truk sampah sendiri sehingga tidak perlu lama menunggu truk sampah (DLH) datang ke pantai lagi, agar sampah semakin cepat dibawa ke TPA,” tutupnya. (lil/riz/k15)