Ajak Anak-anaknya Jadi Pengajar, Muridnya Harumkan Nama Daerah

- Rabu, 12 Juni 2019 | 15:09 WIB

Dua pasangan suami-istri (pasutri) asal Balikpapan, Abdul Hakim dan Wahidah, mendirikan sekolah tarbiyatul Quran di bawah Yayasan Fisabilillah. Di sana, lahir hafiz dan hafizah berprestasi yang mengharumkan nama daerah. Termasuk anak dan cucu mereka yang turut mempelajari tahfiz Quran.

 

DINA ANGELINA, Balikpapan

 

KEGIATAN mengenal dan mempelajari Alquran itu sudah dilakukan lebih 10 tahun silam. Wahidah yang juga aktif dalam kegiatan keagamaan menjadi inisiator lahirnya pendidikan tarbiyatul Quran tersebut. Abdul Hakim menjadi pembina. Sedangkan sang istri menjadi ketua yayasan sekaligus pimpinan pondok pesantren. Sementara itu, anak-anaknya juga terlibat dalam operasional yayasan hingga bertindak sebagai pengajar.

Kepada Kaltim Post, anak kedua dari pasangan itu, Nur Asiah menceritakan perjalanan Yayasan Fisabilillah. Ketika itu, Wahidah berniat mendirikan sekolah kelompok bermain sampai SMA di daerah eks-Puskib. Setelah berjalan sekian waktu, Wahidah mengalami pergolakan batin. Dia merasa penting mempelajari Alquran terlebih dahulu sebagai fondasi dalam mendidik anak.

Apalagi mempelajari Alquran sudah ada perintahnya jelas dalam firman dan hadis. “Membangun sekolah seperti biasa tidak mengutamakan Alquran, rasanya kurang ideal. Akhirnya memutuskan buat sekolah tarbiyatul Quran,” ucapnya. Kegiatan Yayasan Fisabilillah itu sudah bermula sejak 2007. Nur Asiah beserta kedua adiknya menjadi peserta didik yang ikut mempelajari tahfiz Quran.

Santri harus melewati beberapa tahapan pembelajaran. Di antaranya tajwid (ilmu membaca Alquran), tahsin (membaguskan bacaan) tahfiz (menghafal), tafsir, tafhim (memahami tafsir), tatbiq (melaksanakan), dan tablig (mendakwah). Terdapat beberapa kelas sesuai usia. Menariknya di tempat ini, pendidikan tarbiyatul Quran sudah bisa diberikan untuk anak sejak usia 3 tahun.

Pendidikan Alquran untuk usia dini ini terbagi dalam kelas tarqi A dan tarqi B. “Perkenalan dengan Quran sudah bisa dikenalkan sejak dia mulai bisa berbicara. Tapi paling banyak mulai mondok dari usia 6 tahun,” katanya. Jika masuk pondok usia 6 tahun, prediksi akan selesai pendidikan pada usia 10–12 tahun sudah hafal 30 juz.

Lokasi pondok berada di Jalan Soekarno-Hatta, Kilometer 35, Kutai Kartanegara. Di tempat yang jauh dari kebisingan kota, santri ditempa untuk hidup mandiri. Selanjutnya kelas privat, satu murid akan berhadapan dengan satu guru. Dengan begitu, hafalan akan lebih cepat.

Contoh yang mengikuti kelas privat yakni ketiga anak Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud. “Kelas ini lebih efektif karena lebih sering dan fokus. Waktu mengajar juga menyesuaikan,” imbuhnya. Saat ini, Nur Asiah ikut andil sebagai pengajar kelas privat.

Sedangkan anak pertama, Chadidjah, turut berpartisipasi dalam mengelola pondok pesantren. Dia mengatakan, total anak didik di pondok sekitar 65 orang. Perjuangan pondok ini dibuka sejak 2016. Kondisi di pedalaman, tidak ada listrik dan jalan hancur. “Ibu sudah keukeuh niatnya kuat bangun pondok di sana,” ucap si sulung dari empat bersaudara tersebut.

Berada di lokasi yang jauh dari hiruk pikuk kota, santri akan belajar bagaimana bergantung kepada Allah dalam hutan. Eksplorasi pelajaran lebih besar juga karena dekat dengan alam. Chadidjah mengungkapkan, rata-rata usia santri berada di jenjang SD. Menurut dia, pendidikan tarbiyatul Quran lebih mudah diterapkan sejak anak berusia dini.

Walau terkesan lebih repot dan manja, mereka lebih murni dan belum terpengaruh. Biasanya untuk tahun pertama mondok, santri masih masuk proses adaptasi. “Ilmu masih nol, kaget belajar mandiri, paling baru bisa hafal 1-2 juz. Kalau sudah masuk tahun kedua sampai keempat baru bisa menentukan target,” jelasnya.

Sehari-hari santri fokus ke hafalan. Belum terkontaminasi dengan pendidikan akademik lainnya. Sementara pelajaran lain sambil terintegrasi, misalnya matematika dengan diberi tugas menghitung kas kantin. “Dulu sempat kami masukkan pelajaran lain tapi ternyata pengaruh ke kualitas hafalan,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X