Musim Hujan Harga Cabai Semakin Pedas

- Rabu, 12 Juni 2019 | 14:46 WIB

SAMARINDA-Usai Idulfitri kebanyakan harga komoditas bahan makanan di Kaltim masih stabil dan cenderung menurun. Hanya cabai yang harganya semakin tinggi. Hal itu disebabkan cabai Kaltim masih berasal dari Sulawesi Selatan yang saat ini sedang memasuki musim hujan.

Untuk diketahui, cabai besar rata-rata per kilogramnya sudah mencapai Rp 60 ribu. Harga tersebut sudah meningkat dibandingkan sebelumnya Rp 50 ribu. Lalu Cabai keriting sejak Senin (10/6) terjadi peningkatan harga mencapai Rp 19 ribu. Per kilogram cabai keriting mencapai Rp 44 ribu, sekarang sudah mencapai Rp 63 ribu. Lalu cabai rawit hijau mengalami peningkatan Rp 3.000, saat ini sudah mencapai Rp 65 ribu. Cabai Tiung, Rp 30 ribu per kilogram, baru meningkat Rp 1.000.

Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) dan UMKM Kaltim Heni Purwaningsih mengatakan, cabai di Kaltim masih didatangkan dari Sulawesi Selatan. Di daerah tersebut sedang musim hujan yang menyebabkan banyak cabai yang busuk, rusak dan sebagainya, sehingga produksi cabai menurun.

“Penurunan tersebut yang membuat harga cabai kembali meningkat di Kaltim,” ungkapnya kepada Kaltim Post kemarin (11/6).

Menurutnya,  tak hanya cabai, tomat, wortel serta bahan makanan lain juga meningkat. Bahan makanan yang didatangkan dari Sulawesi Selatan kebanyakan meningkat. Hal ini yang membuat Kaltim harusnya bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, sehingga harga tak terus menerus bergantung pada gangguan logistik.

“Sedangkan komoditas lain, seperti ayam harganya terus menurun,” tuturnya.

Dia menjelaskan, harga ayam pada Senin (10/6) turun Rp 3.500, pada Selasa (11/6) kembali mengalami penurunan Rp 1.000. Sehingga harga ayam sudah mencapai Rp 26 ribu. Penurunan harga ayam disebabkan, banyaknya peternak yang meningkatkan stok saat Idulfitri karena permintaan yang melonjak.

“Usai Lebaran, permintaan cenderung menurun sehingga stok yang ada harganya diturunkan,” katanya.

Sedangkan saat ini, menurut Heni, banjir yang melanda Samarinda dan sekitarnya belum mengganggu perdagangan kota tersebut. Dari pantauan beberapa pasar tidak ada yang terdampak banjir kecuali Pasar Segiri, itu pun hanya bagian pedagang ikan yang tempatnya tepat di dekat Sungai Karang Mumus.

“Proses jual-beli masih berjalan lancar, hanya saja terjadi sedikit penurunan daya beli. Karena banyak masyarakat yang terkepung banjir tapi tidak signifikan. Usai Idulfitri harga masih stabil dan stok masih terjamin,” tutupnya. (*/ctr)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X