TRAINING camp (TC) yang dilakukan Borneo FC di Jogjakarta rupanya tak sepenuhnya berjalan mulus. Meski tidak ada yang mengalami cedera serius, sebagian pemain kerap mengalami keram di setiap sesi latihan.
Fisioterapis Borneo FC Lutfinanda Amary Septiandi menuturkan, penyebab keram diduga beberapa faktor. Salah satunya intensitas latihan yang tinggi.
"Semua pemain sebenarnya sampai saat ini masih aman. Hanya sempat mengalami keram karena ada yang kaget dengan program latihan," ucap Lutfi, sapaannya.
Situasi yang digambarkan Lutfi cukup wajar. Setelah menikmati libur hampir dua pekan, para pemain langsung dihadapkan dengan menu latihan berat. Walhasil di bagian betis yang tidak siap kaget sehingga menimbulkan keram.
"Pasti ada adaptasi lagi agar performa pemain bisa kembali maksimal. Karena situasi keram hal yang biasa ketika tubuh dipaksa bekerja melampaui batas kemampuan," imbuhnya.
Mengagendakan uji coba hari ini melawan salah satu tim amatir di Jogjakarta, Lutfi menegaskan seluruh pemain layak diturunkan. Namun, dirinya mengingatkan agar seluruh penggawa Pesut Etam tetap waspada agar mengurangi risiko cedera.
"Kalau sifatnya uji coba, bermain maksimal tentu bagus dan tidak masalah. Tapi lebih baik tetap hati-hati karena semua pemain disiapkan untuk kompetisi," jelasnya.
Selain kondisi tubuh yang belum stabil, kata Lutfi, kondisi lapangan bisa menyebabkan keram dan cedera. Apalagi skuat Borneo FC berpindah-pindah tempat latihan.
"Ada sedikit gelombang di tempat biasa latihan (Universitas Negeri Yogyakarta) yang bisa menyebabkan betis terkilir. Jadi saya memberikan penguatan sebelum berlatih di engkel pemain mengurangi risiko cedera," pungkasnya. (*/abi/don/k16)