Menristek: Harus Realistis Pilih Prodi di SBMPTN

- Selasa, 11 Juni 2019 | 14:54 WIB

JAKARTA-Berapa kuota program studi (prodi) yang dibidik. Dan, berapa jumlah pendaftar di prodi tersebut tahun lalu. Itulah sejumlah aspek yang perlu diperhatikan benar oleh para pendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 yang resmi dibuka kemarin (10/6).

Menurut Ravik Karsidi, ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), penyelenggara SBMPTN tahun ini, aspek-aspek itu perlu digarisbawahi demi menimbang peluang diterima. ’’Prodi dengan kuota yang kecil sementara pelamarnya sangat banyak, tentu memiliki tingkat keketatan yang tinggi. Pelamar dengan nilai UTBK rendah otomatis memiliki peluang yang kecil,’’ katanya.

Pendaftaran SBMPTN 2019 dibuka sampai 24 Juni. Sistem pendaftarannya, pelamar lebih dahulu mengikuti UTBK (ujian tulis berbasis komputer) yang sudah digelar beberapa waktu lalu.

Nilai UTBK tersebut lantas digunakan untuk melamar SBMPTN. Panitia akan me-ranking pelamar berdasar nilai UTBK di setiap prodi yang dilamar. Berdasar data LTMPT yang diterima Jawa Pos hingga pukul 18.00 tadi malam, tercatat 55.709 peserta sudah mendaftar SBMPTN. Perinciannya, 24.922 pendaftar sains dan teknologi serta 30.101 pendaftar sosial humaniora. Sementara itu, ada 686 pendaftar yang memilih kategori campur (saintek dan soshum).

Menurut Ravik, secara umum memang tidak ada passing grade dalam pendaftaran SBMPTN. Artinya, pelamar dengan nilai berapa pun bisa mendaftar di prodi apapun di kampus mana pun.

Tapi, menimbang peluang sangat perlu diperhatikan para pendaftar. ’’Prodi dengan kuota yang banyak, tetapi pelamarnya tidak terlalu padat, tentu memiliki tingkat keketatan yang lebih rendah. Sehingga pelamar dengan nilai UTBK rendah masih berpeluang untuk lolos SBMPTN,’’ katanya.

Analisis data rekapitulasi nilai dari LTMPT bisa menjadi acuan untuk memilih PTN. Sebab, PTN seperti Universitas Airlangga, Surabaya, misalnya, menerapkan sistem cluster prodi Saintek maupun Soshum berdasar nilai UTBK minimum. Cluster A dengan nilai minimum 725 meliputi prodi Pendidikan Dokter, Sistem Informasi, Ilmu Komunikasi, dan Akuntansi.

Adapun cluster B memiliki nilai minimum 625. Di antaranya, prodi Ilmu Ekonomi, Sastra Inggris, Ilmu Hukum, Kimia, Fisika, dan Kesehatan Masyarakat. Sedangkan, cluster C dengan nilai minimum 575 adalah prodi Ilmu Sejarah, Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Antropologi.

Menristekdikti Mohamad Nasir juga menuturkan, pendaftar SBMPTN harus realistis dalam memilih prodi. ’’Harapan saya adalah mendaftar sesuai apa yang diminati. Dengan kemampuan (nilai) UTBK yang telah dicapai,’’ katanya.

Dengan demikian, lanjut Nasir, tingkat kegagalan dalam SBMPTN bisa ditekan seminimal-minimalnya. Dia menegaskan, mengambil prodi kuliah harus benar-benar sesuai minat dan bakat anak masing-masing.

Mantan rektor Universitas Diponegoro (Undip) itu menuturkan, kalaupun nanti tidak lolos SBMPTN, masih ada jalur lain, yakni seleksi mandiri. Dia menyatakan, kuota jalur mandiri maksimal 30 persen dari kuota mahasiswa baru. Nasir menambahkan, meski SBMPTN dilaksanakan LTMPT, kelulusannya tetap ditetapkan rektor. (wan/han/c5/ttg/jpnn/rom/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

PGRI Desak Tak Ada Lagi Guru Kontrak

Sabtu, 27 April 2024 | 08:46 WIB

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X