Kaltim menjadi salah satu kiblat olahraga gulat. Di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), gulat Bumi Etam tak pernah absen masuk dua besar. Jelang perhelatan PON 2020 di Papua, Kaltim berupaya agar menjadi tuan rumah di babak kualifikasi atau pra-PON. Jika benar terealisasi, peluang untuk meloloskan pegulat Kaltim ke Papua akan semakin terbuka.
=========================================================================
SAMARINDA - Kaltim berpeluang jadi tuan rumah pelaksanaan pra-PON cabor gulat. Itu setelah Kalimantan Selatan (Kalsel) menyatakan mengundurkan diri jadi pelaksana babak kualifikasi PON tersebut. Hal itu disampaikan Sekretaris PGSI Kaltim, Sumarlani, kepada Kaltim Post, Senin (10/6). Diklaim, mundurnya Kalsel karena PB PGSI terkesan sangat lambat mengeluarkan kebijakan.
Ya, sejatinya pra-PON gulat digulirkan di Kalsel pada September nanti. Direncanakan ada 18 nomor yang dipertandingkan. Namun, hingga jelang pelaksanaan itu, PB PGSI belum juga mengeluarkan surat penunjukan tuan rumah. Sehingga ibu kota Banjarmasin tersebut meradang karena tidak dapat mengajukan anggaran terkait persiapan pelaksanaan pra-PON. Mereka pun memilih mundur.
Walhasil, setelah pernyataan mundurnya Kalsel mencuat, Kaltim pun bergegas mengajukan diri. Sebab, diklaim punya banyak keuntungan bila jadi tuan rumah. "Surat pengajuan sudah kami kirimkan sepekan sebelum Lebaran kemarin. Tapi sampai hari ini (kemarin) belum ada jawaban dari PB PGSI terkait pengajuan diri yang kami sampaikan," ungkap Sumarlani.
Lani–sapaan akrab Sumarlani–itu menyebut, instruksi untuk mengambil posisi sebagai tuan rumah pun telah disampaikan ketua KONI Kaltim. Sehingga Pengprov PGSI optimistis mampu jadi pelaksana. "Kalau disetujui, kemungkinan pra-PON akan kami gelar pada Oktober mendatang. Tidak ada tuntutan macam-macam untuk jadi tuan rumah, cukup menyediakan wasit dan juri," bebernya.
Dia menambahkan, dengan jadi tuan rumah, banyak keuntungan yang mampu dimiliki Kaltim. Selain dapat menurunkan atlet dengan kekuatan penuh, para patriot olahraga tersebut diyakini lebih termotivasi saat berlaga. "Karena ada suporter, sehingga mereka (pegulat) akan lebih percaya diri," pungkas pria yang juga wakil ketua II KONI Kaltim tersebut. (*/asp/don/k16)