Jembatan Hanyut, Petani Gagal Panen

- Senin, 10 Juni 2019 | 19:48 WIB

HUJAN lebat juga mengguyur Penajam Paser Utara (PPU) kemarin (9/6). Terdapat tiga desa di Kecamatan Babulu yang terendam banjir. Yakni Desa Gunung Intan, Desa Sumber Sari, dan Desa Sri Raharja. Sebanyak 277 kepala keluarga (KK) dengan 865 jiwa disebut menjadi korban banjir.

Bahkan, banjir telah merendam Desa Gunung Intan sejak Selasa (4/6) lalu hingga kemarin air belum juga surut. Malah kian meninggi, mengingat kemarin hujan deras. Setidaknya ada lima RT terkena dampak. Di sana bermukim 135 KK dengan jumlah 400 jiwa.

Tak hanya itu, ada beberapa jembatan penghubung jalan utama ke rumah warga yang hanyut akibat terjangan banjir. Sehingga akses ke tujuan terpisah oleh kanal irigasi selebar 15 meter.

Jembatan yang hanyut berada di RT 17, Desa Gunung Intan sebanyak tujuh jembatan. Lalu di RT 18 sebanyak sembilan jembatan dan RT 19 sebanyak dua jembatan. “Totalnya ada 18 jembatan yang hanyut,” kata Kepala Sub Bidang (Kasubid) Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten PPU Nurlaila kepada Kaltim Post kemarin.

Banjir juga merendam sawah dengan luas sekitar 1.500 hektare. Diperkirakan menimbulkan kerugian sekira 60 ton beras yang terancam gagal panen. Tanaman hortikultura berupa cabai dengan luasan sekira 5 hektare pun terancam gagal panen. Selain itu, jagung seluas kurang lebih 30 hektare ikut terendam. Dengan kerugian yang diperkirakan 90 ton. Ubi rambat seluas 20 hektare dengan kerugian diperkirakan 320 ton.

Sementara itu, di Desa Sumber Sari sebanyak sembilan RT ikut terendam banjir. Akibatnya ada 111 KK dengan jumlah 363 jiwa menjadi korban. “Korban terdampak banjir yang rumahnya sudah surut airnya bisa kembali ke rumah. Namun, masih ada warga yang mengungsi di Kantor Desa Sumber Sari. Ada enam KK dengan 21 jiwa,” imbuhnya.

Di Desa Sri Raharja ada 20 rumah di enam RT yang terdampak. Terdapat 31 KK dengan 102 jiwa. Upaya yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beserta tim di lapangan, untuk mengurangi tinggi muka air (TMA), yakni membuka pintu air sejak Sabtu (8/6) pagi.

Selain itu, alat berat milik UPT PU Kecamatan Babulu, yakni excavator long arm membersihkan saluran pembuangan primer di area RT 17, Desa Sri Raharja, yang ditumbuhi rumput. “Rerumputan itu membuat aliran air terhambat,” terang perempuan berkerudung ini. 

Sementara itu, di Bontang, banjir juga menggenangi sejumlah wilayah di Kelurahan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan. Dari pantauan Kaltim Post di RT 32, RT 33, dan RT 34, Kelurahan Tanjung Laut, terlihat air parit mulai meninggi dan merendam sebagian jalanan.

Bagi rumah yang lebih pendek dari jalan, tentu, air masuk ke rumah. Salah satunya Rahma. Perempuan lanjut usia itu tinggal sendiri dan rumahnya tergenang air. Sehingga Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menyempatkan untuk menyuapi Rahma makanan.

Kepala Pelaksana BPBD Bontang Ahmad Yani mengatakan, beberapa wilayah kemarin memang terjadi banjir. Namun, banjir itu tidak terlalu tinggi, hanya sebatas mata kaki orang dewasa. Pun dengan waktunya yang tidak terlalu lama. “Wilayah RT 32, RT 33, dan RT 34, Tanjung Laut, memang datarannya rendah. Sehingga kalau hujan deras, air langsung tergenang, dan bukan banjir kiriman,” ungkap Yani.

Genangan air pun, sebagian masuk ke rumah warga yang paling rendah. Kata Yani, beberapa wilayah rawan banjir dan merupakan area tadah hujan di Bontang yakni di Gunung Telihan, Kanaan, dan Gunung Elai, sampai Bontang Kuala, termasuk Guntung. “Semua wilayah yang pinggir sungai menjadi titik rawan banjir,”ujarnya.

Meski demikian, anggota BPBD Bontang sudah melakukan inspeksi ke beberapa titik rawan banjir. Hasilnya, debit air sungai mulai meningkat, tetapi tidak signifikan. Yang menjadi sumber utama air sungai meluap yakni sungai di wilayah Kilometer 5, Jalan Poros Samarinda-Bontang. “Hasil pantauan terakhir sekitar pukul 15.15 Wita (kemarin) debit air mulai naik secara perlahan. Tapi masih tergolong aman,” terang dia.

Adapun Neni kemarin turun ke lapangan untuk memantau sejumlah wilayah yang rawan banjir. Mengingat saat Lebaran lalu sebagian besar wilayah Kota Taman direndam banjir. Apalagi kemarin Bontang dilanda hujan lebat, sehingga warga diminta waspada. “Kami tidak mencari siapa yang salah, melainkan mencari solusi,” kata Neni di RT 33, Kelurahan Tanjung Laut, Bontang, kemarin.

Menurut dia, banjir yang terjadi di Bontang, jika tidak diatasi saat ini, ke depan akan lebih parah. Dari hasil kajian pemerintah, memang diusulkan sejak 2005 untuk membangun Bendungan Suka Rahmat di Marangkayu, Kutai Kartanegara. “Sudah kami korelasikan, mudah-mudahan bisa cepat dibangun oleh gubernur Kaltim,” ujarnya. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X