Daun Salam dan Daun Kelor, Ini Manfaatnya...

- Senin, 10 Juni 2019 | 12:42 WIB

TANAMAN herbal tetap jadi opsi pilihan yang terus dikonsumsi hingga kini. Dua di antara banyaknya daun lain yang terkenal akan manfaatnya adalah daun salam dan daun kelor. Daun salam tinggi asam folat serta kandungan vitamin A dan C. Baik untuk penderita diabetes karena mampu mengontrol gula darah dan kolesterol. Selain itu, bisa mengatasi sembelit dan menghirup uap dari rebusan daun untuk mengurangi gejala batuk.

Adapun kelor, memiliki antioksidan tinggi. Kandungan seratnya juga tinggi sehingga berpengaruh untuk mengatasi masalah perencanaan. Daun kelor pun tinggi vitamin A. Mungkin banyak dari Anda telah familier dengan kedua daun tersebut. Lagi pula, mendapatkannya juga tidak sulit. Makin mudah ketika Anda mencoba untuk menanamnya di pekarangan rumah agar bisa dipetik tiap saat.

Ahmad Shafwan, dokter Klinik NHK Samarinda menyebut, pengobatan penyakit tertentu dengan dedaunan herbal bisa maksimal dan berpengaruh besar terhadap kesembuhan. Dengan catatan, harus dikonsumsi secara rutin dalam jangka waktu panjang karena efek obatnya tidak signifikan dibanding obat generik. Hal itu disebabkan oleh kadar konsentrasi metabolit yang berpotensi untuk pencegahan penyakit berkurang.

Daun salam tinggi asam folat serta kandungan vitamin A dan C

 

“Selain manfaat yang sudah banyak diketahui orang, intinya dedaunan seperti daun sirsak, salam, dan kelor mengandung antioksidan sehingga dapat mencegah pembentukan plak-plak penyumbat pada pembuluh darah. Walhasil, aliran darah akan lancar dan jaringan-jaringan tujuan darah mendapat nutrisi. Beberapa penyakit yang diakibatkan penimbunan plak adalah hipertensi, strok, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah lainnya,” jelas dokter yang karib disapa Wawan itu.

Perubahan tidak langsung menunjukkan kesembuhan. Namun, beberapa gejalanya akan berkurang dan menurun. Nyatanya, masih banyak orang di luar sana yang membandingkan kinerja obat sintetik dan obat herbal. Padahal, keduanya berbeda.

Dijelaskan Wawan, dalam dunia medis, obat sintetik diklaim lebih aman dikonsumsi karena sudah diketahui cara pakainya mulai takaran dosis, efek samping, sampai antidotumnya jika terjadi efek samping tertentu. Sedangkan efek samping dari dedaunan seperti kelor, salam, dan sirsak masih belum diketahui. Namun, karena metabolitnya yang tidak signifikan, dedaunan tersebut masih aman dikonsumsi.

“Semua bahan obat pada dasarnya berasal dari alam termasuk obat sintetik. Cuma, kalau obat sintetik hanya membutuhkan sari-sarinya. Sementara dedaunan tersebut masih mengandung metabolit lain yang tidak bermanfaat pada penyakit tertentu. Soal efek samping pasti ada tapi masih belum diketahui secara jelas saja khusus untuk dedaunan dan belum dikontrol dosisnya,” jelas pria 25 tahun itu.

Mengonsumsi dedaunan lebih dianjurkan sebagai penunjang. Dalam hal medis, obat sintetik lebih diutamakan karena lebih aman. Sebagai dokter, Wawan menganjurkan dedaunan tersebut dikonsumsi sebagai media pencegahan. Dikonsumsi saat tubuh sedang bugar. Kalau sudah sakit, yang utama tetap obat sintetik. Kalau hanya berpatok pada obat herbal, pasien justru mengabaikan obat sintetik dan berakibat pada keparahan penyakit.

“Cara untuk mengetahui daun sudah siap dikonsumsi sangat mudah. Ketika sudah terjadi perubahan warna pada air, artinya metabolit sudah larut. Merebus daun tidak boleh terlalu lama,” lanjut dia.

Idealnya, rebusan daun kelor, salam, dan sirsak harus rutin dikonsumsi untuk mencapai kadar terbaiknya. Sekitar satu kali sehari juga cukup. Rebus 5-7 lembar daun dan tambahkan dengan air. Cari pula daun yang masih hijau, tidak ada bercak kecokelatan atau kehitaman. Kalau ada bercak, kemungkinan terkena virus daun. Kesegaran daun juga harus dijaga. (*/ysm*/rdm2/k16)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X