Jumlah penumpang Bandara SAMS Sepinggan mengalami penurunan hingga 32,38 persen. Imbas pemindahan penumpang ke Bandara APT Pranoto dan tingginya harga tiket dinilai sebagai penyebab penurunan tersebut.
BALIKPAPAN – Selama 10 hari operasional Posko Terpadu Angkutan Udara tercatat seluruh aktivitas mengalami penurunan dibanding Lebaran tahun sebelumnya. Terpantau sejak 29 Mei hingga 7 Juni (H-7 sampai H+2), mulai dari pergerakan pesawat, penumpang, kargo, hingga bagasi mengalami hal yang sama.
General Manager Angkasa Pura I Balikpapan Farid Indra Nugraha mengatakan, total penurunan penumpang arus mudik di Bandara SAMS Sepinggan turun sebesar 32,38 persen dibanding 2018. Sementara untuk kedua bandara yaitu Bandara SAMS Sepinggan dan APT Pranoto penurunan penumpang sekitar 17,7 persen.
“Artinya di Kaltim tetap terjadi penurunan penumpang. Hanya penumpangnya terbagi saja,” katanya, Sabtu (8/6) lalu. Berdasarkan data milik Posko Terpadu Angkatan Udara, perpindahan penumpang dari Bandara SAMS Sepinggan ke Bandara APT Pranoto sebesar 21,61 persen.
Farid menuturkan, pihaknya sempat memprediksi selama arus mudik penurunan penumpang hingga 39 persen. Namun ternyata realisasinya lebih kecil dari asumsi awal, terjadi penurunan penumpang 26 persen. Sebab ada rute-rute yang awalnya tidak dioperasikan, khusus Lebaran dibuka kembali. “Lion Air buka penerbangan untuk Semarang, Jogjakarta, dan Surabaya,” ucapnya.
Totalnya ada 107 jadwal yang diajukan untuk memenuhi arus Lebaran 2019. Namun yang terealisasi yaitu 44 jadwal. Menurutnya ada beragam faktor yang membuat jumlah penumpang turun. Pertama, tentu imbas perpindahan penumpang dari Bandara SAMS Sepinggan ke Bandara APT Pranoto.
“Alasan lain karena harga tiket masih tinggi, bagaimana pun itu berpengaruh. Sementara pendapatan orang masih sama,” imbuhnya. Akibat kondisi tiket yang masih melambung, sebagian besar orang mulai melirik transportasi laut. Terbukti terjadi pertumbuhan penumpang arus mudik melalui pelabuhan.
“Berbeda dengan Jawa, orang berbondong-bondong mudik lewat darat karena sudah ada tol. Jadi pengaruh penumpang yang menggunakan pesawat sangat terasa,” bebernya. Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Perhubungan Udara Polana Bangunsih Pramesti turut melakukan peninjauan di beberapa bandara di Kalimantan.
Dalam kunjungannya kemarin siang, Polana sempat memantau Posko Terpadu Angkutan Udara dan Airport Operation Control Center (AOCC). Dia menuturkan, secara nasional penumpang transportasi udara memang turun dibandingkan Lebaran 2018. Angka penurunan ini rata-rata sebesar 20-30 persen.
Penururan paling signifikan di Bandara Adi Soemarmo Solo, pemudik memilih jalur darat. Namun, ada pula beberapa bandara yang justru memperlihatkan pertumbuhan yang baik seperti Sorong dan Bali. Dia meyakini, ada beragam faktor yang mendukung penurunan penumpang transportasi udara.
“Berdasarkan analisa sementara karena libur lebaran tidak dibarengi dengan libur anak sekolah. Sehingga perjalanan terbagi dua nanti saat libur sekolah,” ujarnya. Kemudian faktor harga tiket yang mempengaruhi jumlah penumpang, dia masih belum bisa memastikan. Apalagi tarif batas atas (TBA) sekarang sudah lebih rendah 16 persen dr TBA tahun lalu.
Seperti diketahui maskapai memang ‘mencari uang’ saat peak season, sebab mereka juga melayani rute yang tidak gemuk hingga penerbangan low season. Sehingga penerbangan akan saling subsidi untuk rute lain. “Saat ini masih evaluasi pertumbuhan seluruh moda transportasi. Kajian dilakukan oleh Badan Litbang Kemenhub,” ungkapnya.
Sementara itu, puncak arus balik secara nasional akan terjadi pada H+5 Lebaran, hari ini (9/6). Begitu pula di Bandara SAMS Sepinggan, sejak Sabtu (8/6) keramaian penumpang arus balik sudah terlihat di Terminal Keberangkatan Lantai 3.
Dia mengaku optimistis, potensi penumpang tumbuh masih besar karena ada pembangunan proyek. “Ada tol nanti yang bisa mendukung orang untuk memilih Bandara SAMS Sepinggan,” tutupnya. (gel/kri)
