Pakai Katalis Merah Putih, Tak Perlu Impor Minyak Mentah Lagi

- Senin, 10 Juni 2019 | 10:58 WIB

Indonesia memproduksi sekitar 46 juta ton sawit setiap tahun. Tapi, baru 25 persen yang terserap untuk berbagai keperluan. Karena itu, riset dan pengembangan bahan bakar minyak (BBM) dari sawit terus digalakkan.

 

TAUFIQURRAHMAN, Bandung

 

BENDA berwarna putih berbentuk bubuk yang bergumpal jadi ulir-ulir kecil itu disebut katalis. Bagi keluarga besar Fakultas Teknologi Industri (FTI), Institut Teknologi Bandung (ITB) khususnya Program Studi Teknik Kimia, gumpalan-gumpalan putih kecil tersebut adalah tiket menuju kemandirian energi Indonesia.

Sesuai namanya, katalis adalah pemicu alias katalisator untuk berbagai bahan mentah pengumpan yang akan disuling menjadi aneka BBM sesuai keperluan. Katalis itu adalah buah kerja keras para peneliti kimia ITB sejak 1982 untuk menemukan energi terbarukan menggantikan energi fosil. Mereka menamainya ”Katalis Merah Putih”.

Kini pengembangan katalis difokuskan untuk mengolah beragam jenis minyak olahan sawit menjadi BBM. Upaya itu didukung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman serta Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti).

Di salah satu sudut laboratorium kimia, doktor bidang kimia dan peneliti energi terbarukan ITB I Gusti Bagus Ngurah Makertihartha membuka kaitan sebuah tabung reaktor. Mengungkap sebuah slang kecil yang diapit semacam gabus besar. “Katalis ini diletakkan di sini. Ya, jadi cuma dilewati saja oleh bahan mentahnya,” jelasnya kepada awak media.

Awalnya, minyak sawit dipompa ke tabung reaksi, bertemu dengan katalis dengan kode BIPN 308-1T. Campuran itu akan memicu reaksi kimia perengkahan (cracking). Output yang dihasilkan adalah biogasoline alias bensin nabati yang memiliki kandungan oktan (research octane number: RON) hingga 110. ”Ketika ini dicampurkan bensin kelas premium, derajatnya akan naik menjadi Pertamax Turbo,” jelas Makertihartha bersemangat.

Tentu saja tidak ada gunanya menjual bensin dengan RON 110. Selain pasti jauh lebih mahal dari bensin biasa, sebagian besar mesin kendaraan memang diciptakan untuk memproses kadar oktan paling tinggi 90 hingga 95. Lebih dari itu, mesin akan kehilangan efisiensi bahan bakarnya.

Syukurlah, kata Makertihartha, biogasoline itu termasuk kategori bahan bakar yang sudah drop in. Alias siap dicampur dengan bahan bakar apapun. Bahkan dengan minyak konsentrat alias bensin berkualitas rendah. ”Mencampurnya tidak perlu tabung reaksi. Campur saja kayak mencampur kopi dan gula,” jelasnya.

Bahkan, lanjut dia, proses dari katalisasi minyak sawit menjadi biogasoline menghasilkan gas yang komponennya sama dengan liquefied petroleum gas (LPG). Namun, skala produksi yang ada saat ini masih setingkat pilot project. Dibutuhkan skala produksi yang lebih besar lagi untuk mendapatkan output tekanan gas yang sesuai kebutuhan.

Meski namanya Katalis Merah Putih, warnanya tak selalu merah dan putih. Ada banyak katalis yang dikembangkan ITB untuk berbagai keperluan. Ada yang hijau sampai cokelat. Bahkan, mereka mengklaim salah satu katalis bisa digunakan untuk memproses minyak mentah (crude oil) menjadi BBM.

Katalis diproduksi di ruangan khusus di kompleks lab reaksi kimia ITB. Walaupun direndam atau dipasang di aliran bahan bakar pengumpan, bentuk katalis tak akan berubah sehingga bisa digunakan lagi. Hanya, setelah beberapa ratus kali penggunaan, sejumput katalis akan kehilangan daya picu.

Setelah jadi, katalis dipindahkan ke ruangan lain untuk dimasukkan ke tabung reaktor dan dicampur dengan bahan bakar pengumpan. Output-nya adalah aneka BBM. Salah satu tabung reaktor, kata peneliti laboratorium reaksi kimia ITB Melia Laniwati, diberikan oleh Pertamina sebagai sarana uji katalis dalam memproses minyak mentah (crude oil).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X