IBARAT memberi harapan palsu, Karin --bukan nama sebenarnya-- izin pada suaminya Bedu --nama samaran-- pulang ke kampung halamannya bersama anak-anak. Ternyata, kepulangan Karin itu untuk selamanya. Ia tak ingin lagi kembali ke Bontang.
Tak ingin di-PHP oleh istrinya, Bedu memilih untuk menikah lagi. Bahkan, pernikahan barunya sudah berjalan sebulan. Pun, saat menghadiri sidang cerai, ia ditemani oleh istri mudanya.
Tak ada lagi raut sedih di wajah Bedu. Mukanya malah lebih berseri-seri. Bedu menceritakan mengapa dirinya menggugat cerai istri pertamanya dan sudah menikah dengan istri mudanya. Pernikahannya terdahulu sudah cukup lama, memasuki waktu 10 tahun. Bedu-Karin juga dikaruniai dua anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. “Saya juga tidak tahu, mengapa dia (Karin) tidak mau kembali ke Bontang. Padahal enggak ada masalah apa-apa,” aku Bedu.
Bedu mengakui bahwa Karin hanya ingin bertemu dengan keluarganya. Tetapi dia menghilangkan jejaknya dengan mengganti nomor telepon. Bedu mencari tahu ke sana ke mari hingga ada teman Karin yang memberikan nomor Karin. “Tapi dia bilang ke saya pisah saja, saya bingung. Hanya dikenalkan sama adik saya dengan istri baru ini, ya sudah saya nikah lagi saja, dan menceraikan dia (Karin),” ujarnya.
Komunikasi dengan anak-anaknya pun, Bedu mengalami kesulitan. Kedua anaknya hanya diperbolehkan komunikasi dengan tantenya. Ia mengaku sempat stres akan kelakuan Karin yang meninggalkannya begitu saja. Apalagi, kedua anaknya sangat dekat dengannya. “Entah di sana memang ada suaminya atau bagaimana juga saya enggak mengerti. Malah setelah saya nikah lagi, dia (Karin), baru banyak mencari tahu tentang saya,” ungkapnya.
Kini ia merasa lega, lantaran telah resmi menyandang status duda atau lebih tepatnya sudah 100 persen milik istri mudanya. “Saya nikah resmi kok sama ini (istri baru),” kata Bedu sambil memperlihatkan foto pernikahannya yang menunjukkan kebahagiaannya. (mga/rom/k18)