Setelah menggandeng Pemerintah Seycheles dalam mengembangkan pariwisata di Kepulauan Derawan, Pemprov Kaltim berencana kembali menggaet investor dari Benua Biru. Diawali dengan menghadiri Indonesia Infrastructure Investment Forum 2019 di London, 2 Juli mendatang.
SAMARINDA – Dalam acara tersebut, Pemprov Kaltim ingin mempromosikan beberapa proyek strategis, utamanya sektor pariwisata yang harus dikembangkan dan ditawarkan pada investor. Sebab pariwisata masih menjadi salah satu potensi yang dilirik para investor. Terlebih Bumi Etam sedang fokus mengembangkan pariwisata dan memiliki daya tarik wisatawan.
Gubernur Kaltim Isran Noor mengatakan, pihaknya mempersiapkan peluang proyek infrastruktur dan pariwisata ke investor asing dalam gelaran Indonesia Infrastructure Investment Forum 2019 di London. “Katanya akan banyak investor di sana. Makanya kita akan tawarkan beberapa proyek strategis Kaltim ke investor,” ungkapnya, Jumat (7/6).
Adapun beberapa proyek yang akan ditawarkan di antaranya penguatan infrastruktur di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan, kereta api, maupun listrik dan energi. Intinya kebanyakan akan ditawarkan infrastruktur dan pariwisata. Pariwisata Kaltim, seperti Maratua dan Derawan yang paling depan disodorkan.
“Tapi sebelum itu juga harus ada jaminan infrastruktur yang baik untuk memudahkan investor. Apalagi untuk perkembangan pariwisatanya,” jelasnya. Dia mengungkapkan saat ini semuanya sedang dipersiapkan. “Pokoknya semua yang memungkinkan untuk dikerjasamakan kita tawarkan ke investor. Semua sektor kalau bisa,” imbuhnya.
Isran meyakini jika ada investor yang mau masuk, akan berdampak panjang pada perekonomian Kaltim. “Kita memang sedang fokus mencari investor supaya pembangunan semakin cepat. Apalagi mengenai pariwisata,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Abdullah Sani mengatakan, pariwisata memang sektor yang paling potensial untuk ditawarkan pada investor. Terlebih Kaltim merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia karena memiliki potensi budaya yang tak kalah menariknya dengan tujuan wisata lain di Indonesia.
Hampir 90 persen objek wisata yang ada disediakan oleh alam, dan 10 persen lainnya adalah objek wisata buatan untuk mendukung kepariwisataan di daerah ini. “Tentu kita punya banyak potensi, ketersediaan objek wisata berupa alam dengan flora dan fauna seperti hutan, sungai, danau, jeram dan pantai, yang dibaur dengan budaya dan sejarah,” ungkapnya.
Dia mengatakan, sektor ini paling bagus difokuskan karena menghasilkan devisa negara yang cukup besar selain ekspor. Selain itu juga diharapkan sebagai sektor yang padat karya yakni sektor yang banyak menyerap tenaga kerja, dan diharapkan berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. “Potensi-potensi ini yang harus ditawarkan agar sektor ini menjadi primadona dalam menarik investor masuk ke Kaltim,” pungkasnya. (*/ctr/ndu/k18)