PROKAL.CO,
NAMA safron belakangan ini sering diperbincangkan. Merupakan tangkai putik dari bunga safron corcus. Rempah legendaris asal Timur Tengah dengan harga cukup menguras kantong. Safron kualitas terbaik dibanderol mulai belasan hingga puluhan juta rupiah per kilogram. Umumnya dijual dalam bentuk kemasan per gram.
Dosen Fakultas Farmasi Unmul Jaka Fadraersada mengungkapkan, tanaman yang berpotensi menjadi obat dilihat dari empiris masyarakat. Jika sebelumnya pernah dipakai untuk mengobati penyakit tertentu, maka akan dikaji lebih dalam di bidang farmasi. Begitu pula safron.
Meski belum terlalu familier, kehadiran safron sudah muncul sejak awal 2000-an. Jaka menyebut, dari beberapa sumber jurnal penelitian menyatakan jika safron berfungsi meredakan depresi, meningkatkan stamina, mencegah kolesterol bahkan mencegah pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
Beberapa hasil studi penelitian ilmiah pun membuktikan, safron mampu mengurangi keparahan radiasi oksidatif stres dan katekolamin perubahan pada retina dan otak. Hal itu disebabkan oleh senyawa bioaktif pada safron yang terkait dengan sifat antioksidannya. Selain itu, diklaim bisa menurunkan risiko penyakit alzheimer. Mengurangi pembentukan plak beta-amyloid, zat lengket yang terbentuk di batang otak yang sering diketahui sebagai akar dari perkembangan alzheimer.
Penyajian safron cukup simpel, diseduh air hangat. Dosis yang lazimnya dipakai sekitar 3–5 putik dengan takaran air 500–600 mililiter (ml). Setelah itu, diamkan selama 30–60 menit. Warna air akan berubah menjadi kuning keemasan. Safron segera diminum dan dikonsumsi sebanyak 2–3 kali sehari. Untuk yang serbuk, metodenya sama. Safron banyak pula ditemukan dalam bentuk ekstrak hingga kapsul.