BALIKPAPAN–Tidak banyak figur berpotensi menjadi kandidat calon wali kota Balikpapan. Suksesi pemimpin Kota Beriman sejauh ini baru memunculkan nama-nama terdekat di ruang lingkup Wali Kota Rizal Effendi. Rahmad Mas'ud yang paling mendominasi hingga terkesan tanpa pesaing.
Rahmad Mas'ud pun masih enggan terbuka terkait namanya masuk bursa kandidat calon wali kota. Kemarin (29/5), melalui pesan WhatsApp, dia menyatakan menyerahkan nasibnya untuk maju ke Pilwali Balikpapan 2020 kepada masyarakat. Tapi ada keinginan dirinya untuk berbuat lebih untuk kemaslahatan orang banyak. Khususnya warga Balikpapan. "Saya serahkan saja ke masyarakat, Bro. Mengalir saja," kata Rahmad.
Disinggung soal kandidat calon wakil wali kota, Rahmad tidak memungkiri punya kriteria. Dengan kemampuannya saat ini, dia ingin wakil yang bisa selalu bersinergi. Punya komitmen membangun Balikpapan ke arah lebih baik. Terlebih tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompok.
"Serta menempatkan para pejabat lingkungan pemerintah sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya agar arah pembangunan kota sesuai dengan yang diharapkan warga Balikpapan," ujarnya. Dan saat disinggung apakah dia sudah punya calon wakil, Rahmad hanya tersenyum dan mengisyaratkan iya.
Pengamat politik dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Sonny Sudiar melihat Balikpapan hanya punya segelintir tokoh yang kapabel dipilih sebagai calon wali kota. Tiga nama besar di antaranya Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud, Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh, dan mantan Wakil Wali Kota Balikpapan Heru Bambang.
"Tapi Rahmad punya peluang lebih besar jika dibandingkan Abdulloh. Karena dia sebagai ketua Golkar Balikpapan," ujar Sonny.
Apalagi, tidak ada sinyal Abdulloh untuk maju. Karena sebagai pribadi, partai, dan kader, sekretaris Golkar Balikpapan itu sudah menyerahkan nama Rahmad yang disebutnya lebih pantas direkomendasikan.
"Dengan kembali terpilihnya Pak Abdulloh menjadi ketua DPRD Balikpapan, maka fokus Pak Abdulloh lebih ke membenahi dewan. Dan membantu memastikan posisi Golkar ada di legislatif dan eksekutif," ujar Sonny.
Sementara itu, untuk Heru Bambang, Sonny pesimistis jika mantan wakil wali kota di periode pertama kepemimpinan Rizal Effendi itu bakal mendapat perahu partai politik. Karena terakhir kali pemilihan, Heru justru tak didukung mantan partainya sendiri, Demokrat yang di Pilkada 2015 memilih mendukung pasangan Rizal Effendi-Rahmad Mas'ud.
"Jadi kemungkinan Pak Heru maju lebih ke jalur independen," sebut Sonny.
Dengan kondisi ini, Rahmad disebutnya punya peluang besar mendominasi bursa calon wali kota. Meski begitu, dengan 11 kursi di DPRD Balikpapan, Golkar juga harus mampu berkoalisi dengan partai politik lainnya. Untuk lebih mengamankan suara dan mengerdilkan peluang munculnya calon lainnya. "Golkar meski bisa mandiri, tetap harus berkoalisi," katanya.
Di luar tiga besar figur di atas, Sonny menyebut nama Sekretaris Kota Balikpapan Sayid MN Fadli. Namun, Sayid akan kesulitan untuk maju karena sebagai birokrat, dirinya tidak memiliki dukungan dari partai politik.
Begitu pula dengan pengusaha Roy Nirwan yang punya kesempatan yang sama. Namun, dia tidak melihat posisi calon wali kota di dua nama ini. Sonny bahkan cenderung menyoroti Sayid sebagai calon wakil wali kota dengan kemampuan birokrasi yang mumpuni.
"Komposisi idealnya profesional-politikus. Jangan sampai dua-duanya (wali kota dan wakil wali kota) berasal dari partai politik. Dan Pak Rahmad perlu wakil yang paham tata kelola pemerintahan," jelasnya.
Lalu, ada nama Safaruddin. Dengan posisinya sebagai ketua PDIP Kaltim, Safaruddin disebut sebagai kandidat yang bisa menandingi dominasi Golkar. Akan tetapi, dengan terpilihnya Safaruddin sebagai anggota DPR RI, maka perlu ada celah yang bisa membuat mantan kapolda Kaltim itu bisa bertarung di pilkada tanpa mengorbankan posisinya sebagai wakil rakyat.