Pernah Gagal di Salon, Lancar di Kuliner

- Minggu, 26 Mei 2019 | 14:16 WIB

Pekarangan kediaman Ira Yuliana jadi saksi bisu kegigihannya. Dia pernah gagal di bisnis salon kecantikan. Melihat peluang di dunia kuliner, kini menuai senyum. Satu yang paling dia ingat, pantang menyerah adalah kunci. Pengalaman adalah guru terbaik.

 

GAYANYA santai dan senyumnya merekah menyambut awak Kaltim Post. Tempat sederhana yang berlokasi di bilangan KS Tubun Samarinda menjadi saksi bisu. Berkat kegigihannya, kini dia mampu membuka cabang Go Grill di beberapa tempat sejak buka pada 2017 lalu. Usahanya yakni rumah makan panggangan (grill) ala Negeri Ginseng.

Ira melihat tren yang tengah berkembang pesat untuk jenis makanan grill. Sebelumnya, dia tak menetap di satu sempat. Berpindah-pindah mulai Jakarta, Bandung, dan Malang karena mengikuti pekerjaan suami. Saat mengandung anak kedua, dia memutuskan pulang ke Samarinda dan tinggal bersama orangtuanya.

SELALU BELAJAR: Pengalaman adalah guru terbaik. Hal itu turut dirasakan Ira. Pernah gagal di bisnis sebelumnya, dia pun jadi belajar untuk mengatur strategi yang baik agar kesalahan terdahulu tidak terulang kembali.

 

Ira melihat jika keinginan masyarakat Samarinda terhadap sesuatu sangatlah tinggi termasuk kuliner. Namun, ketersediaannya terbatas. “Aku memang pecinta makanan. Membangun bisnis ini sebenarnya juga berawal dari pengalamanku yang suka makan di restoran grill. Tapi, aku merasa kok harganya agak pricey dan kurang worth it. Akhirnya aku pikir, bagaimana kalau bikin makanan serupa tapi harganya lebih ramah dan kualitasnya oke,” ungkap perempuan 31 tahun itu.

Usaha makanan bukan yang pertama. Sebelumnya, dia pernah membuka usaha salon kecantikan pada 2014 dan hanya bertahan setahun. Salah strategi menjadi pemicu dia harus menghentikan salonnya. Kemudian, dia pernah mencoba usaha online shop dan fokusnya hanya untuk mendapat keuntungan. Hal itu juga tak bertahan lama.

“Dari dulu, aku memang suka berdagang. Jadi aku pikir, usaha apa lagi dong yang bisa jadi peluang besar? Tapi aku selalu percaya satu hal, usaha apapun bagus asalkan dimulai. Jadi enggak hanya rencana saja,” lanjutnya.

Dalam membangun usaha kuliner, dia berusaha menyesuaikan makanannya diterima lidah masyarakat setempat. Semakin ke sini, dia sadar jika antusiasme pelanggan cukup besar meski awalnya dia tak menaruh ekspektasi tinggi. Mulanya hanya menyediakan 8 meja, kini bertambah 28. Berkat ketekunan dan kegigihannya, kini dia sudah memiliki lima cabang. Dua di antaranya ada di Tenggarong dan Balikpapan. Menjadi hal yang begitu disyukuri.

-

SESUAIKAN SELERA: Soal rasa, Ira selalu menanyakan perihal selera kepada pelanggan secara langsung. Menurutnya, hal itu pasti akan menjadi evaluasi agar kedepannya pelanggan dapat merasakan apa yang mereka inginkan.

Gagal di usaha yang dulu bukan penghalang. Menurutnya, justru ketika seseorang tak pernah merasa gagal maka tidak akan pernah tahu bagaimana caranya bangkit. “Kesalahan di bisnis sebelumnya, jadi pembelajaran. Belajar itu juga butuh waktu dan pengalaman memang mahal sekali. Sampai akhirnya sekarang aku sudah menemukan momen tepat untuk menerapkan apa yang sudah kupelajari,” pungkasnya. (*/ysm*/rdm2)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X