Tiga Bulan Pangkas 14 Kilogram

- Minggu, 26 Mei 2019 | 14:08 WIB

GORENGAN jadi makanan favorit Supinah saat muda dulu. Kebiasaan itu dia teruskan hingga memiliki tiga anak. Mulanya bobot tubuh Supi ideal, hingga terus bertambah dan menyentuh angka 62 kilogram (kg) yang semula 50 kg. Padahal tingginya 156 sentimeter (cm).

Supi menghibur diri dan percaya, bahwa tubuh gemuknya pertanda sehat serta bahagia. “Bahagianya saat itu saja. Saat umur bertambah? Ibaratnya, jalan dari kamar ke toilet saja sudah capek,” keluhnya kemudian menggelengkan kepala.

Hingga pada 2013, dia divonis dokter mengidap penyakit lambung. Supi memang mengonsumsi obat dari dokter, namun kebiasaan buruknya tidak dia ubah. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.

“Gorengan masih jadi makanan yang sering dikonsumsi. Saya juga menyepelekan sarapan, menunda makan siang, dan enggak suka makan buah. Wah, hancur banget deh pola makan waktu itu,” tambahnya perempuan kelahiran 1963 itu.

Hingga pada 2015 dirinya harus dirawat inap. Parahnya, keadaan lambung Supi kronis dan dipenuhi luka. Hal itu membuatnya semakin tersiksa. Sekali salah memilih menu atau waktu makan tidak tepat, dia harus dilarikan ke rumah sakit.

“Per tiga bulan, pasti ada satu atau dua kali dirawat di rumah sakit. Padahal penyebabnya sepele. Sebab enggak ada lagi obat yang ampuh,” ucapnya sedih.

Dari situ, dirinya berkomitmen mengubah pola hidup. Sebelum napas di ujung kerongkongan, tidak ada kata terlambat bagi Supi. Meski usia tak muda lagi, dirinya tetap percaya. Bahwa, hidupnya pada hari mendatang akan lebih baik jika dia mau berubah.

Tepat pada pertengahan 2017, dirinya dipertemukan oleh kerabat lama. Dari pertemuan itu, Supi diimbau untuk mengikuti program diet enak bahagia menyenangkan (DEBM). Tanpa pikir panjang Supi mengikuti saran kawannya itu.

“Saya menjalankan diet rendah karbohidrat dan tinggi protein serta lemak. Harus sarapan, selambat-lambatnya jam 9 pagi,” jelasnya. Tidak ada aturan diet yang menyakitkan. Bahkan pada waktu-waktu tertentu dirinya masih mengonsumsi gorengan, makanan kesukaannya sejak remaja.

Tidak ada aturan ketat dalam DEBM. Hanya cukup mengurangi konsumsi karbohidrat, termasuk nasi, hingga kadar gula dalam makanan. Perbanyak konsumsi protein, lemak hingga sayuran hijau.

Dalam waktu tiga bulan, dia berhasil memangkas bobot 14 kg. Semula bobotnya 63 kg, kini dia berbahagia dengan 48 kg. “Respons tubuh setelah berat badan turun? Masyaallah, ringannya bukan main. Mau gerak ke sana kemari jadi mudah. Bahkan, alhamdulillah sejak program diet, saya jarang masuk rumah sakit,” ucapnya sembari tersenyum. (*/nul*/rdm2/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB

Komedian Babe Cabita Meninggal Dunia

Selasa, 9 April 2024 | 09:57 WIB
X