BAGI Supinah yang sukses turunkan berat badan 14 kilogram (kg) selama tiga bulan, kuncinya tidak hanya mengatur pola makan. Olahraga juga wajib. Perempuan 56 tahun itu mengaku, memang sulit melawan rasa malas. “Tapi mau sampai kapan hidup tanpa berolahraga,” katanya.
“Saya juga dulu paling enggak suka olahraga. Kalau diajak teman untuk senam tiap Minggu, saya berdoa agar hujan biar enggak senam. Saking malasnya,” lanjut Supi. Kini, dia semakin jatuh cinta pada olahraga. Sama seperti makanan, dirinya menganggap olahraga sebuah kebutuhan. Jika dulunya dia selalu menolak, kini Supi yang mengajak.
“Tiga kali seminggu saya berolahraga. Kalaupun enggak sempat olahraga sama teman-teman, saya biasa jalan santai di depan rumah yang jalannya lumayan menanjak,” ungkapnya saat ditemui di Jalan M Said.
Hingga suatu hari, Supi pernah mendapat penolakan dari suami dan sang anak atas kebiasaan baiknya itu. Supi terlalau semangat berolahraga dan memangkas bobot tubuh. Hal itu membuat anak-anaknya khawatir bila dirinya terlalu kurus.
Bahkan, pada program diet pertama kala dua tahun lalu, dia tidak memberi tahu satu orang pun. Lebih tepatnya tak ingin membuat keluarga khawatir. Meski menjalani program diam-diam, Supi tetap berhasil. Dia pun bangga memamerkan perubahannya pada suami, anak, dan cucu.
“Khawatirnya hanya karena takut saya jadi lemas atau makin sakit. Padahal, saya merasa semakin berenergi dan sehat setelah diet. Bahkan jauh lebih kuat, sesaat setelah berolahraga,” imbuh ibu anak tiga itu.
Supi membeberkan jika protein yang masuk ke tubuh dapat memengaruhi penampilan kulit saat bertambah tua. Hal ini disebabkan kandungan protein yang bermanfaat untuk memproduksi dan mendukung struktur kondisi kulit.
“Nah, pas banget untuk Anda yang takut cepat keriput ketika sudah berumur. Coba deh makanannya dijaga, minum air putih tiga liter sehari. Konsisten dilakukan setiap hari, saya jamin usia puluhan, tapi wajahnya masih kaya remaja belasan tahun,” ajaknya sembari tersenyum.
Dia mengimbau seluruh remaja untuk menyadari pentingnya investasi hari tua. Bukan hanya harta, melainkan kesehatan. “Tidak ada satu pun orang saat hari tuanya malah merepotkan anak. Termasuk saya, meski mempertahankan pola hidup sehat seperti ini sangat banyak godaannya. Saya kembali semangat setelah melihat cucu,” ujarnya. (*/nul*/rdm2/k16)
