Gelar Kajian Quran Sebelum Berbuka Puasa

- Minggu, 26 Mei 2019 | 13:31 WIB

SEPERTI umumnya kegiatan muslim di berbagai negara, kami juga menjalani waktu siang dengan beraktivitas seperti bekerja, belajar, berbelanja, dan sebagainya. Untuk kegiatan berbelanja, jika di Dresden, kami berbelanja untuk kebutuhan daging halal di toko Asia atau toko halal.

Namun, jika di Oxford, kami juga dapat memperoleh produk-produk halal di supermarket lokal. Hal itu karena banyaknya pengaruh masyarakat muslim di kota ini yang juga umumnya berbisnis dan berprofesi sebagai supplier daging-daging halal. 

Untuk kegiatan berbuka puasa atau ifthar, masjid dan musala Oxford juga banyak mengadakan acara buka puasa bersama yang dapat dinikmati oleh publik. Hidangan berbuka puasa ini banyak disubsidi dan didonasi oleh restoran-restoran halal maupun perorangan. Selama bertempat di Oxford, kami berkesempatan ifthar di Oxford Central Mosque dan Muslim Prayer Room milik universitas.

Untuk kegiatan ifthar di central mosque, 30 menit sebelum berbuka, mereka doa dan zikir bersama, dilanjutkan buka puasa bersama air putih dan kurma. Kemudian salat Maghrib berjamaah, dan ditutup dengan menyantap makanan-makanan berat, seperti nasi biryani, chicken samosa, roti canai, dan lainnya.

Sementara itu, kegiatan berbuka puasa di Muslim Prayer Room tidak jauh berbeda. Hanya, pada 30 menit pertama, setiap dua hari sekali, para mahasiswa di prayer room mengadakan kajian khusus bernama Journey through the Quran. Pada kajian itu mereka membahas dan mengupas satu hingga dua ayat di Alquran dalam hal linguistik, asal muasal turunnya ayat (asbabun nuzul), hingga konteks ayat tersebut dalam sebuah surat.

Jenis kajian seperti ini sangatlah menarik. Karena mampu menggugah untuk tidak hanya membaca ataupun menghafal sebuah ayat, namun juga memahami arti, sejarah, konteks, dan juga tata bahasa dari sebuah ayat.

Di Muslim Prayer Room ini pula kami mengikuti kegiatan tahrib Ramadan, atau jenis pengajian sebelum Ramadan tiba. Pada pengajian ini, kami berkesempatan mendengarkan kajian dari Imam Oxford Centre for Islamic Studies (OCIS), Syeikh Maulana Ibrahim Mohammad Amin. Di pengajian ini kami diingatkan kembali tentang pentingnya kehadiran Ramadan sebagai bulan keberkahan (the month of barakah), bulan Alquran (the month of Quran), bulan kesabaran (the month of sabr), dan bulan penuh kebaikan (the month of generosity).

OCIS sendiri adalah salah satu masjid yang didirikan pemerintah setempat sebagai fasilitas penunjang pusat studi Islam bagi masyarakat Inggris dan publik. Dengan titelnya sebagai sebuah pusat studi Islam, lembaga ini banyak mengadakan seminar-seminar umum yang diadakan setiap seminggu dengan mendatangkan akademisi-akademisi. Baik muslim maupun non-muslim, yang berkecimpung di penelitian bidang studi Islam.

Topik-topik seminar yang dibahas tidak hanya tentang fiqih, akidah, atau akhlak sepeti yang umum kita jumpai, namun juga membahas hal-hal seperti sastra arab, ilmu psikologi, ilmu ekonomi dan bisnis yang dikaitkan dengan faktor-faktor sosial masyarakat muslim di seluruh dunia. Tentunya seminar ini dibuka untuk publik dan bersifat gratis.

Salah satu kegiatan yang diadakan oleh OCIS selama kami tinggal di sini adalah One Day Islamic Short Course yang diadakan pada April lalu. Suami saya berkesempatan mengikuti kursus singkat ini. Hasilnya, memberikan kesan mendalam baginya seusai acara selesai. Sesuai judulnya, kajian ini hanya diadakan sehari dan lagi-lagi dibuka untuk publik, namun tidak bersifat gratis.

Pada satu hari ini, peserta diajarkan tentang apa itu Islam, sejarahnya, arsitektur dan seni dalam Islam. Diakhiri dengan kelas tentang ilmu sufi dan spiritual. Kajian ini dibimbing akademisi-akademisi atau islamic scholar dari Oxford University. Kesan yang diperoleh suami saya selama kegiatan itu adalah keterampilan pengajar menyampaikan ilmu agama secara baik, benar, dan elegan, tanpa menyudutkan pihak-pihak tertentu, mengingat kajian ini dihadiri banyak peserta dari berbagai latar belakang agama.

Selama short course itu, peserta juga berkesempatan menjalani short tour di OCIS. Secara arsitektur, gedung pusat studi Islam ini banyak terinspirasi oleh arsitektur masjid-masjid atau gedung-gedung di kota-kota atau negara-negara Islam. Seperti Granada, Turki, Oman, Kuwait, Malaysia, dan lain-lain. Beberapa negara tersebut juga berdonasi baik finansial maupun komponen-komponen gedung di negara-negara tersebut untuk selanjutnya dikirim ke Oxford. Sayangnya, Indonesia belum berkesempatan menjadi donatur untuk kelangsungan pusat studi Islam ini, mengingat peran lembaga studi ini tidak hanya untuk masyarakat setempat,  namun juga publik mancanegara.

Demikianlah pengalaman-pengalaman kami sekeluarga menjadi kegiatan Ramadan di Oxford. Dua hal yang sangat berkesan selama Ramadan dan berislam di kota ini adalah keterbukaan masyarakat dan semangat berilmu serta belajar yang sangat tinggi di setiap jenis kegiatan ibadah. Keberagaman masyarakat beserta atmosfer pendidikan yang sangat tinggi di kota ini membuat Islam dipandang sebagai salah satu agama yang diterima positif dan menarik minat banyak orang untuk terus mempelajarinya. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi para pembaca, khususnya kami, untuk terus konsisten menjalani kegiatan ibadah dan toleransi beragama sehari-hari. (dns)

Berlian Marsielle adalah perempuan kelahiran Sragen, Jawa tengah. Sejak kecil pindah ke Samarinda, menempuh pendidikan TK, SD, SMP, dan SMA. Berlian bersekolah di SD 042 Bengkuring (lulus 2005), di SMP Negeri 1 (lulus 2008 )dan SMA Negeri 1 Samarinda (lulus 2011). Orang tuanya masih bertempat tinggal di daerah A.W. Syahrani. Kemudian dia melanjutkan pendidikan tinggi di Hochschule Teknik und Wirtschaft (HTW) Dresden, Jerman.

Berlian merengkuh gelar sarjananya pada 2018. Setahun sebelum kelulusan, Berlian menikah dengan seorang mahasiswa S3 asal Depok bernama Adrian. Kini mereka mempunyai buah hati laki-laki. Berlian bisa dihubungi melalui akun istagramnya @berlian_marsie

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X