Belajar Bangkit dari Jatuh Berkali-kali

- Senin, 20 Mei 2019 | 09:08 WIB

JANGAN sia-siakan kesempatan emas untuk mengajarkan dan memperkenalkan anak pada dunia olahraga. Salah satunya inline skating. Jangan membayangkan bahwa olahraga ini menggunakan sepatu dengan empat roda, dua di depan dan sisanya di belakang. Lewatlah sudah kejayaan sepatu seperti itu.

SALING MENDUKUNG: Bakat yang dimiliki anak tidak akan terasah jika tidak mendapat dukungan dari orangtua. Terlebih dalam hal peralatan, karena mengingat harga sepatu roda yang terbilang cukup menguras kantong.

 

Pada inline skating, sepatu yang digunakan merupakan sepatu roda khusus yang hadir dengan desain lebih ramping. Terdiri dari empat hingga lima roda yang disusun dalam satu baris untuk memberikan kontrol dan keseimbangan lebih baik.

Mendidik anak-anak hingga pandai bukanlah perihal mudah. Menurut pelatih komunitas Mulawarman Skating Team, Didan Wiryana, bekal ilmu ada di urutan kedua. Pertama adalah karakter sabar. Sebab, tidak semua anak bisa diperlakukan dengan cara sama.

“Kembali lagi ke sang pelatih. Kalau saya pribadi ya harus disesuaikan dengan karakter anak. Ada yang sekali dikasih tahu sudah paham, ada yang harus dipraktikkan dulu baru paham. Sebab, mengingat anak-anak didik saya itu beragam usianya. Ada 10 tahun ke atas, hingga 7 tahun ke bawah,” bebernya.

-

PEMANASAN: Meski terlihat mudah, ada beberapa rangkaian latihan fisik yang harus anak lewati. Salah satunya, lari keliling lapangan sebelum memulai latihan dengan sepatu roda.

 

Didan mengaku tidak ada cara khusus yang dia terapkan. Namun, satu yang selalu dia lakukan, memotivasi. Sebab, inline skating merupakan olahraga berisiko cidera.

“Nah, tugas saya, hanya memotivasi agar anak tetap semangat meski nanti akan jatuh dan luka. Sebab, saya rasa cedera hal biasa pada olahraga ini. Misal luka jatuh tergesek aspal, mungkin karena tidak seimbang ketika bermain, atau tersenggol dengan pemain lain,” tambah pria yang sudah menjadi atlet inline skating sejak 2000.

Namun, di sisi lain hal itu menjadi manfaat yang bisa dipetik oleh anak didiknya. Sebab, jatuh adalah hal biasa, namun kembali bangun dengan rasa semangat yang masih sama adalah hal luar biasa.

Memotivasi bukan berarti tidak ada tindakan antisipasi. Sebagai pelatih, Didan memiliki cara untuk meminimalisasi hal-hal tidak diinginkan. Setidaknya membuat para orangtua tenang saat menitipkan anak mereka pada Didan.

“Selama delapan tahun alhamdulillah enggak ada yang sampai patah tulang, jangan sampai deh ya. Untuk mengurangi risiko, saya selalu mewajibkan anak-anak memakai pengaman siku, lutut, dan helm tentunya,” ucap pria 41 tahun itu.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X