TANA PASER- Ardun (40), warga Desa Tabru Paser Damai RT 1 Kecamatan Batu Engau, Paser yang hilang sejak Rabu (8/5) diduga kuat jadi korban keganasan buaya yang diakui cukup banyak berkeliaran di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tabru Kecamatan Batu Engau.
Dugaan korban jadi mangsa buaya semakin kuat setelah ditemukan bukti di lokasi, yaitu adanya bekas telapak dan jari tangan yang mencakar ke lumpur. Selain bekas telapak tangan yang mencakar di lumpur, di kitar lokasi juga ditemukan jala, alat tangkap ikan milik korban.
“Warga dan tetangga sempat melakukan pencarian di darat dan di sungai hingga pukul 21.45 Wita. Dalam pencarian itu, keluarha korban sempat menemukan bekas telapak tangan yang mencakar ke lumpur. Tidak jauh dari lokasi tapak tersebut juga diketemukan jala, alat tangkap ikan milik korban,” ungkap salah seorang warga Desa Tabru.
Tidak hanya itu, beberapa paranormal yang ikut membantu melakukan pencarian menyebutkan, bahwa usaha pencarian tidak akan berhasil, karena saat ini korban belum terjamah karena masih berada di alam yang kondisinya masih gelap gulita.
"Melalui penglihatan mata batin beberapa paranormal menyebutkan, bahwa Ardun masih belum terjangka karena masih berada di alam gaib, yakni masih berada di perut buaya,” beber salah seorang tokoh warga Desa Tabru.
Bagi warga Desa Tabru, termasuk warga dari luar desa yang sering datang untuk memancing udang di di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tabru Kecamatan Batu Engau, keberadaan buaya sudah tidak asing bagi mereka.
Buaya berukuran 4 sampai 6 meter sering terlihat warga ketika sedang mancing udang di sepanjang DAS Tabru hingga aliran sungai sekitar areal perkebunan PT Sena Bangun Daerah S2 Divisi A3.
“Sekitar 2 bulan lalu, kami sempat datang ke lokasi tersebut untuk mancing udang. Namun niat itu terpaksa kami urungkan, karena pada waktu itu kami sempat melihat seekor buaya dengan ukuran sekitar 5 sampai 6 meter muncul tak jauh dari lokasi perahu yang kami tumpangi,” ungkap Wawan, warga Jalan Noto Sunardi mengisahkan pengalamannya mancing udang di Desa Tabru.
Kalimat senada juga disampaikan Jerry, warga HOS Cokroaminoto Tanah Grogot. Jerry yang tergabung dalam komunitas mancong udang ini mengaku sudah terbiasa dan akrab dengan buaya yang sering muncul di sekitar perahu mereka saat sedang mancing udang di kawasan DAS Tabru, Kecamatan Batu Engau.
"Bukan rahasia umum lagi bagi para pemancing udang yang pernah turun ke Desa Tabru, rata-rata pasti pernah melihat buaya berukuran besar, baik sedang terdampar di darat maupun sedang mengapung di atas air. Bahkan, hampir setiap kami turun mancing di Desa Tabru selalu melihat ada buaya,” beber Jerry.
Seperti diberikan, pencarian Ardun (40), warga Desa Tabru Paser Damai RT 1 Kecamatan Batu Engau, Paser yang hilang sejak Rabu (8/5) terpaksa dihentikan, setelah selama seminggu upaya pencarian yang melibatkan tim gabungan dari Polsek Batu Engau, Koramil Batu Engau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser serta didukung relawan dan warga desa, termasuk kerabat korban gagal menemukan korban.
“Selama berhari-hari pencarian dilakukan dengan melibatkan tim gabungan menggunakan 2 perahu fiber plus mesinserta 8 perahu ketinting milik warga dengan menyisir aliran sungai sekitar areal perkebunan PT Sena Bangun Daerah S2 Divisi A3. Namun, sampai hari ini belum juga ada tanda-tanda bakal menemukan korban, sehingga pencarian terpaksa dihentikan,” ungkap salah seorang pegawai BPBD Paser saat dihubungi via telepon selular di lokasi pencarian, Rabu (15/5). (hh)