Ingin Kejar Paket A dan Kursus Salon

- Kamis, 16 Mei 2019 | 15:31 WIB

Keberhasilan NI kembali ke Balikpapan tak lepas dari kelengahan suaminya. Diam-diam, anak di bawah umur itu menghubungi keluarganya via handphone si suami.

 

ALAT komunikasi sudah di genggaman. Kesempatan yang tak boleh NI lewatkan. Ada satu kontak pedagang di Pasar Sepinggan yang tersimpan di handphone suaminya. NI lalu diam-diam mencari kontak tersebut. Kemudian menghafalnya. Agar bisa dia kontak secara pribadi. Perempuan ini bernama Rita. Begitu ada kesempatan, NI langsung menghubungi Rita. Bercerita kejadian sesungguhnya yang dia alami. Yakni diculik pada Agustus 2017. Ketika berusia 12 tahun. Adapun pelakunya adalah ibu angkatnya. Kini dia tinggal di Medan, Sumatra Utara.

Bahkan dirinya sudah menjadi seorang ibu. Buah cintanya setelah dinikahi seorang tokoh agama. NI lalu memberitahu lokasi keberadaannya kepada Rita. Berharap ada secercah harapan. Ada keluarga yang bisa menjemputnya. Keluar dari kehidupan yang tak dia inginkan tersebut. Datangnya kabar dari remaja ini setelah lima bulan menghilang, sontak membuat keluarganya bahagia di Balikpapan. Sejak akhir 2017, keluarga berusaha menjalin komunikasi dengan NI secara diam-diam. Sembari melaporkan kepada pihak kepolisian agar dapat mendeteksi keberadaan si bungsu. Akhirnya kerja keras pencarian ini membuahkan titik terang.

Kurang lebih satu bulan setelah kontak pertama, NI berhasil dijemput ke Medan. Proses penjemputan ini berlangsung Januari 2018. Tiba-tiba sekelompok aparat berseragam polisi ini ramai mendatangi rumah suaminya. Tentu pria yang sekaligus tokoh agama ini kaget dan bingung. “Dia kaget melihat banyak polisi datang. Dan saya langsung telepon mama. Ternyata mama sudah ada depan rumah mau menjemput saya,” katanya. Selain kepolisian, penjemputan ini juga melibatkan Komnas Perlindungan Anak dan DP3AKB. Kali pertama melihat sang ibu, NI menangis haru tak percaya. Perasaan senang sekaligus tidak menyangka benar-benar dijemput dan cepat.

Berhasil pulang ke Kota Minyak, NI tinggal bersama dengan neneknya di Kelurahan Baru Ulu, Balikpapan Barat. Berdasarkan cerita sang nenek, ketika NI pertama datang, kondisi cucunya ini seperti orang linglung. Tidak merespons keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Justru kadang teringat keluarga di Medan. Apabila sedang emosi, NI selalu menuturkan minta kembali ke sana. “Jadi dia harus dijaga terus sampai rumah ini digembok agar tidak kabur. Itu sudah sesuai pesan dari polisi,” kata nenek. Kondisi NI memang masih labil dan perlu pendampingan. Sehingga semua yang dilakukan masih dalam kontrol keluarga.

Ketua RT 14 Kelurahan Baru Ulu, Umi Kalsum menuturkan, warga sekitar ikut menjaga dan memperhatikan keberadaan NI agar tidak lepas kontrol. “Dia tidak boleh sendirian karena kondisi masih linglung. Kemana saja mau pergi harus ditemani. Termasuk jalan-jalan ke lingkungan sekitar rumah,” ucap Umi. Masa sulit seperti ini harus dilewati sekitar tiga bulan. Sembari NI mulai mendapat bimbingan psikolog dan rohani dari DP3AKB. Setelah melewati proses tersebut, remaja yang kini menginjak usia 14 tahun tersebut mulai sadar dan tenang. Namun kondisi NI justru sempat sakit.

Setelah keluarga memeriksakan kesehatannya ke puskesmas setempat, baru diketahui jika NI dalam kondisi hamil.

 “Kami baru tahu hamil sekitar satu bulan setelah kepulangan (dari Medan),” ujarnya. Keluarga merawat sendiri hingga remaja ini telah melahirkan akhir tahun lalu. Buah hatinya berjenis kelamin perempuan yang kini berusia 7 bulan. Status pernikahan NI masih tidak jelas. Saat polisi meminta surat nikah, suami NI yang merupakan pendeta di Medan tak pernah memberikannya.

Sementara untuk kabar Sri, mama angkat NI yang membawanya kabur ke Sumut, pernah mendekam di penjara. Walau akhirnya meninggal dunia tahun lalu. Sang nenek mengatakan, polisi sudah menangkap Sri sebelum masa penjemputan NI. Polisi menangkapnya di Gang Buntu, Desember 2017. Awalnya saat keluarga bertanya keberadaan NI, Sri tidak mau mengaku dan tidak merasa membawa remaja itu pergi. Hingga kasus ini sampai di pihak berwajib, Sri baru mau menceritakan keberadaan NI. “Tapi setelah di kantor polisi baru mau mengakui kalau dia bawa anak ini ke Medan,” tuturnya.

Sri sempat merasakan penjara selama beberapa hari. Namun berhasil keluar tahanan setelah ada yang memberi jaminan. Sayangnya tak lama kemudian, Sri meninggal dunia karena penyakit kanker payudara yang dia derita."Saya sempat ketemu sekali di kantor polisi. Dia minta maaf atas perlakuannya," ucap NI. Kini setelah beragam cobaan terlewati, NI berusaha melanjutkan hidupnya bersama keluarga dan putrinya. Tinggal bersama nenek dan kakak. Sehari-hari sibuk menjaga buah hati. Kadang ikut menengok ibunya yang berjualan di pasar. Sementara ayah NI yang seorang kapten  kapal sudah lama tiada, meninggal dunia sejak 2010 lalu. Saat dia masih berusia 5 tahun.

Melanjutkan hidupnya, NI memiliki niat mengejar ujian paket A. Jika kondisinya sudah memungkinkan untuk mengikuti ujian negara. Setelah itu dia berkeinginan mengambil kursus salon, mengasah keterampilannya. Dengan bekal kemampuan itu, dia berharap bisa mencari nafkah. “Sudah dari kecil suka hal yang berbau dandan dan make up,” tutupnya. (gel/riz/k18)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X