PDRB Kaltim Capai Rp 165,12 triliun

- Kamis, 16 Mei 2019 | 10:41 WIB

SAMARINDA-Produk domestik regional bruto (PDRB) Kaltim pada triwulan I-2019 berdasarkan harga berlaku, senilai Rp 165,12 triliun. Tak banyak perubahan yang berarti andil terbesar masih berasal dari usaha pertambangan dan penggalian yang mencapai 46,25 persen, atau mencapai Rp 76,36 triliun.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Atqo Mardiyanto mengatakan,  PDRB merupakan jumlah nilai tambah barang, dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu daerah. Penghitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu harga berlaku dan harga konstan. PDRB atas harga berlaku merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada tahun bersangkutan, sementara PDRB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar.

“Pada triwulan pertama tahun ini PDRB di Kaltim tidak banyak perubahan. Seperti biasanya batu bara masih mendominasi,” ungkapnya.

Dia mengatakan, sedangkan yang berada di posisi kedua adalah lapangan usaha industri pengolahan dengan andil sebesar 17,74 persen atau senilai Rp 29,28 triliun. Sementara berada di posisi ketiga adalah lapangan usaha di sektor konstruksi yang memberikan sumbangan sebesar 9,07 persen, atau senilai Rp 14,97 triliun.

“Agar batu bara tidak terlalu mendominasi, seharusnya sektor lain harus bisa tumbuh di atas 15 persen. Kalau sudah begitu baru mulai terlihat pergeseran PDRB,” katanya.

Menurutnya, yang paling potensial untuk dikembangkan adalah industri pengolahan dan sektor kontruksi. Jika terus dikembangkan maka kontribusi batu bara bisa bergeser, namun tetap harus pertumbuhannya di atas 15 persen.

“Program nasional, kita harus industrialisasi sehingga sektor ini harus terus ditumbuhkan,” tuturnya.

Dia menjelaskan, namun sayangnya pada triwulan pertama tahun ini industri pengolahan Kaltim mengalami kontraksi 1,84 persen. Perekonomian Kaltim pada awal 2019 ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,36 persen, jika dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan triwulan ini lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2018, yang tumbuh sebesar 1,77 persen.

“Pertumbuhan ekonomi itu dipicu oleh pertumbuhan pada hampir seluruh lapangan usaha dibandingkan kondisi triwulan I-2018 lalu, kecuali lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha jasa perusahaan,” ungkapnya.

Pada triwulan I-2019 secara tahunan, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha konstruksi yang tumbuh sebesar 16,14 persen. Lalu diikuti lapangan usaha jasa lainnya yang tumbuh sebesar 9,20 persen, dan lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 8,37 persen. Sedangkan lapangan usaha industri pengolahan masih mengalami kontraksi sebesar 1,84 persen, dan lapangan usaha jasa perusahaan mengalami kontraksi sebesar 1,12 persen.

“Padahal sektor ini yang harus ditumbuhkan agar ekonomi Kaltim tidak terus menerus didominasi oleh pertambangan dan penggalian,” pungkasnya. (*/ctr)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X