Tarif Batas Atas Pesawat Masih Mahal

- Rabu, 15 Mei 2019 | 14:26 WIB

JAKARTA – Hari ini merupakan tenggat waktu yang diberikan Menko Perekonomian Darmin Nasution kepada Menteri Perhubungan Budi Karya untuk menentukan tarif batas atas (TBA) yang baru. Ini menjadi angin segar bagi masyarakat. Di sisi lain, turunnya TBA masih mendapatkan kritik.

Sedikit kelegaan dirasakan Nayak Ambrosius Mulait mahasiswa IPDN dari Wamena, Papua. Kabar turunnya TBA maskapai diharapkan dapat direalisasikan segera. Sehingga untuk pulang pergi ke kampung halamannya bisa lebih murah. ”Mudah mudahan implementasinya bisa sesuai. Mau meyakini agak sulit,” bebernya kemarin (14/5).

Dia berharap agar pemerintah betul-betul membuat tarif pesawat lebih murah. Menurutnya, pesawat merupakan moda yang paling memungkinkan untuknya yang berada di Jakarta. Jika dibandingkan dengan kapal laut, pesawat lebih cepat. Dari Jakarta ke Jayapura menggunakan kapal laut harus menempuh waktu seminggu. Itu belum penerbagan dari Jayapura ke Wamena. ”Kalau pas libur atau Natal, pesan pesawat ke Wamena harus jauh-jauh hari,” ungkap Ambrosius.

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan nomor 20 tahun 2019 pasal 20 disebutkan bahwa aturan baru mengenai tarif harus dipublikasikan. Paling lama 15 hari kerja sejak TBA ditetapkan.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menyatakan bahwa turunnya TBA ini bisa sangat mempengaruhi perekonomian tanah air. ”Jika ditaati oleh pelaku industri penerbangan, akan meningkatkan mobilitas orang dan barang,” ucapnya. Hal ini akan menumbuhkan kembali sektor jasa perjalanan, perhotelan, dan restoran akan menikmati dampak positif. Secara tidak langsung, seperti perdagangan, akan meningkat.

Dia menilai bahwa penurunan TBA yang hanya 12-16 persen masih mahal jika dibandingkan kenaikan yang terjadi dari November tahun lalu. Dalam sepuluh bulan terakhir, setidaknya tarif pesawat naik 50 persen lebih.”Tapi paling tidak membantu menahan dropnya jumlah penumpang angkutan udara dalam beberapa bulan terakhir,” tutur Faisal.

Sementara itu Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto menjelaskan bahwa penurunan tarif batas atas (TBA) tiket penerbangan sebesar 12-16 persen akan menjadi beban yang cukup berat bagi maskapai. Tak hanya bagi maskapai full service, range harga maskapai Low Cost Carrier (LCC) dia prediksi juga akan ikut melandai. "Yang terdampak bukan hanya full service, tapi juga kategori medium dan LCC. Karena harga LCC adalah sekitar 85 persen dari TBA, maka jika yang di atas turun, yang bawah juga ikut turun," ujar Bayu, saat dihubungi kemarin.

Menurut Bayu, meski permintaan penurunan TBA oleh pemerintah hanya 12-16 persen, hal tersebut tetap berat bagi maskapai. Sebab, lanjut dia, harga Avtur dan kurs USD yang menjadi variabel utama penetapan TBA saat ini, lebih tinggi dari harga Avtur dan kurs USD saat penetapan TBA sebelumnya.

Kemarin, kurs USD menguat 0,66 persen atas Rupiah, yang membuat nilai tukar Rupiah ada di level 14.423 per dolar AS. Harga avtur, yang dimonitor oleh International Air Transport Association (IATA) di awal Mei 2019, bergerak naik hingga 3,1 persen dibandingkan dengan bulan lalu. "Penurunan TBA ber­dam­pak bagi kinerja keuangan maskapai. Terlebih, saat ini kondisi sebagian besar keuangan maskapai nasional belum bisa dibilang bagus," tambah Bayu.

Kendati demikian, INACA mengaku tetap akan mengikuti keputusan pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan terkait dengan rencana tersebut. "Sesuai dengan regulasi, pemerintah tetap memiliki wewenang penuh untuk mengatur batas tarif. Kita lihat nanti, Kita tunggu detail peraturannya seperti apa," pungkas Bayu.

Sementara itu,  menanggapi penurunan tarif batas atas tiket pesawat, Direktur Niaga AirAsia Indonesia Rifai Taberi menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu detail dari pemerintah mengenai penurunan TBA untuk masing masing rute. ”Tapi yang pasti kami akan ikuti regulasi, mengenai persentase penurunan, Kemenhub sudah melakukan perhitungannya sebelum mengambil keputusan ini,” ujarnya, saat dihubungi Jawa Pos, tadi malam (14/5).

Mengenai pengaruh penurunan TBA terhadap traffic penumpang, khususnya di saat peak season libur lebaran, Rifai menegaskan bahwa load factor diprediksi akan semakin maksimal. ”Kami perkirakan akan tetap full. Karena masa hari raya itu adalah masa superpeak untuk Indonesia,” tambahnya.

Menurut Rifai, masing-masing airlines akan mempunyai strategi untuk mengakomodasi aturan yang ditetapkan pemerintah. AirAsia sendiri, lanjut dia, akan menyeseuaikan sub-class yang ada, dengan tetap mengikuti koridor regulasi yang berlaku. Strategi sub-class tersebut disebut Rifai yang membuat harga tiket AirAsia cenderung tidak mengalami kenaikan saat kompetitor atau maskapai lain harga tiketnya tinggi. ”Karena kami menggunakan sub-class. Dengan strategi itu, harga tiket didistribusikan menjadi beberapa sub-class, dari yang murah sampai yang mahal. Kalau booking lebih awal pasti lebih murah. Dan juga kan ada seasonality-nya, kalau hari raya pasti lebih mahal, kalau low season lebih murah,” pungkasnya.

Disinggung soal avtur, PT Pertamina (Persero) mengklaim harga jual avtur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta paling murah dibandingkan bandara di negara lain. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan selama ini perseroan juga membandingkan harga avtur mereka dengan yang dijual di luar negeri.

”Avtur kami di Cengkareng itu yang termurah. Kami tahu banyak sekali maskapai yang beroperasi di sana,” ujar Direktur Nicke di Gedung DPR kemarin. Bahkan, menurutnya, harga yang bersaing tersebut membuat Pertamina turut memasok avtur bagi Garuda Indonesia di luar negeri.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB

Di Balikpapan, Kunjungan ke Mal Naik 23 Persen

Senin, 15 April 2024 | 17:45 WIB

Libur Lebaran, Okupansi Hotel di Kaltim Meningkat

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB

Supaya Aman, Membeli Properti pun Ada Caranya

Senin, 15 April 2024 | 10:30 WIB
X