SETIAP pasangan, pasti mengharapkan kehadiran sang buah hati, tak terkecuali Karin dan Bedu --keduanya bukan nama sebenarnya. Namun, takdir berkata lain. Pasangan yang telah menikah selama bertahun-tahun itu harus rela hubungannya kandas, karena ketidakmampuan istri melahirkan buah cinta mereka.
Segala upaya telah mereka tempuh. Mulai pengobatan, hingga beberapa kali cek rahim Karim. Tetapi, dokter memvonis Karin mandul. Sedangkan Bedu, sudah kebelet ingin memiliki keturunan. Walhasil, niat berpoligami pun muncul di benak Bedu.
Mencoba untuk bijak, Bedu meminta Karin merestui suaminya untuk melakukan poligami, hal yang dibolehkan dalam agama. Tetapi, Karin ternyata enggan dimadu. Ia lebih memilih pisah dengan Bedu, daripada harus rela menjadi istri tua. “Sudah berkali-kali diobati, tapi enggak hamil-hamil,” kata Bedu.
Alasan ingin memiliki momongan, menjadi satu-satunya alibi kuat bagi Bedu. Tanpa pikir panjang, ia pun melayangkan permohonan cerai talak ke Pengadilan Agama (PA) Bontang.
Sebenarnya, bukan hanya ingin memiliki keturunan saja yang menjadi motivasi Bedu. Di luar itu, ia ingin juga menunjukkan kejantanannya sebagai seorang lelaki. Mengingat ia sering terkena bullying oleh teman sekantornya. “Karena setelah di USG, dokter sudah menyatakan bahwa istri saya yang mandul, dan dia enggak mau dipoligami, lebih baik cerai saja,” imbuhnya.
Persidangan ia lalui dengan menyerahkan bukti hasil pemeriksaan dokter terkait kondisi kesehatan Karin. Hakim pun memutuskan permohonan cerai Bedu diterima, dan ia resmi bercerai dengan Karin.
Tak berapa lama, Bedu melangsungkan pernikahan dengan perempuan pilihannya. Alangkah senangnya Bedu, ketika istri keduanya positif hamil dan mengandung anak Bedu. Bedu akhirnya bisa memiliki keturunan. (mga/rom)