Menyulap Lahan Kritis Pascatambang, Ribuan Hektare Jadi Lahan Peternakan

- Selasa, 14 Mei 2019 | 13:30 WIB

Warga RT 24, Sangasanga Dalam, Sangasanga, Kukar, berupaya menentukan nasib. Salah satunya melalui berdikari di bidang perkebunan dan pertanian. Sebagian besar lahan kampung yang dulunya kawasan tambang, perlahan mereka sulap menjadi bernilai ekonomis.

MUHAMMAD RIFQI, Sangasanga

SUMBER air bersih di RT 24 rusak berat. Aktivitas pertambangan batu bara jadi penyebab. Itu terjadi pada tahun 2000. Warga seolah tak mampu berbuat. Mereka hanya bisa menerima bantuan air bersih oleh perusahaan.

Belum lagi banjir lumpur juga pernah menerjang kawasan tersebut. Lumpur setinggi hampir selutut dewasa masuk ke permukiman dan rumah warga. Tetapi perusahaan tambang bergeming. Seolah bencana itu tidak ada sangkut paut dengan perbuatan mereka.

Peristiwa itu perlahan membuka mata warga. Aktivitas tambang hanya memberi dampak negatif ke lingkungan. "Itu juga yang membuat warga RT 24 tak mau lagi bergantung dengan aktivitas tambang. Kami memilih aktivitas yang baik untuk lingkungan seperti bertani, berkebun dan beternak," tambah Zaenuri, ketua RT 24.

Mereka pun membentuk kelompok Daya Karya Mandiri (DKM), wadah masyarakat mengembangkan keterampilan di bidang pertanian dalam arti luas. Salah satunya dengan mengembangkan peternakan sapi di kampung tersebut. Kini ternak tersebut dikembangbiakkan di lahan milik PT Pertamina dalam bentuk kandang. Saat ada 11 ribu hektare lahan PT Pertamina EP Field Sangasanga lainnya akan menjadi lokasi peternakan.

Dasi, ketua DKM mengatakan, lahan tersebut dulunya terbilang sangat kritis. Namun, warga sekitar berhasil membuat lahan tersebut memiliki unsur hara dan humus yang lebih banyak. Selain ditanami rumput-rumput untuk pakan ternak, di lahan pascatambang tersebut akan mulai ditanami pohon pisang. Batang pisang, kata dia, juga disukai oleh sapi.

"Di lahan ini nanti sapi dilepasliarkan. Kotoran sapi juga akan membuat tanah semakin subur. Sapi yang dilepasliarkan dan digembala, dagingnya juga akan lebih tebal. Makanya pemanfaatan lahan kritis ini kami harapkan juga bisa menjadi contoh," tambahnya.

Dia pun berharap status peminjaman lahan dalam jangka waktu lebih lama bisa diberikan oleh PT Pertamina. Hal ini juga akan memengaruhi perkembangan peternakan sapi tersebut. Pasalnya, bantuan pemerintah biasanya juga berkaitan dengan kejelasan status lahan yang dikuasakan oleh warga.

"Saat ini keliling lahan juga sudah diberi pagar duri bantuan dari PT Pertamina. Sehingga sapi juga tidak keluar dan tetap di lokasi lahan. Untuk sementara sapi masih di kandang sampai treatment lahan kritis selesai. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terealisasi," tutup Dasi. (ndy/k16/bersambung)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X