“Juara” yang Tak Sempurna

- Senin, 13 Mei 2019 | 11:58 WIB

LIVERPOOL – Virgil van Dijk menapaktilasi jejak Mohamed Salah. Van Dijk menyudahi musim dengan award sebagai Pemain Terbaik Premier League. Award itu pun dia dapatkan juga sama-sama pada musim penuh pertamanya bersama Liverpool. Penghargaan yang melengkapi award sebelumnya sebagai Pemain Terbaik Premier League versi Asosiasi Pesepakbola Profesional di Inggris (PFA).

Tapi, selang beberapa jam setelah menerima penghargaan tersebut, bek bernilai GBP 75 juta (Rp 1,39 triliun) itu tak mampu memegang trofi juara Premier League. Sama dengan nasib Salah musim lalu. Kendati 90 menit penampilannya tadi malam WIB ikut mengantar The Reds, julukan Liverpool, mengalahkan Wolverhampton Wanderers 2-0, dalam matchweek pemungkas Premier League di Anfield, Liverpool.

''Kehormatan terbesar dan saya sangat bangga. Tanpa siapapun di sini di Liverpool, baik fans ataupun pemain, ini takkan mungkin terjadi. Ini gelar untuk mereka semua juga,'' kata Van Dijk, dalam situs resmi Premier League.

VvD, inisial nama Virgil van Dijk, menyisihkan enam nominator lainnya. Termasuk trio Manchester City, Sergio Aguero, Raheem Sterling, dan Bernardo Silva. Ada juga dua rekan seklubnya, Salah dan Sadio Mane. Satu lainnya adalah playmaker Chelsea, Eden Hazard. Van Dijk jadi bek kedua yang meraih award itu setelah Vincent Kompany, 2011 – 2012.

Bedanya, Kompany saat itu mampu mengantarkan The Citizens, julukan City, menyabet gelar juara Premier League. Jordan Henderson dkk cuma gigit jari finis sebagai runner up pada akhir musim. Van Dijk tak menyesal. ''Saya pikir, musim ini luar biasa. Hal terpenting di balik musim kami adalah kami mampu bersaing dengan klub lain dengan bagus,'' klaim bek 27 tahun itu.

Gelandang Liverpool pada era awal-awal dekade 2000-an, Danny Murphy, menganggap efek kapten timnas Belanda tersebut cukup vital bagi skuad asuhan Juergen Klopp. ''Dia sukses meningkatkan performa siapa pun pemain yang ada di sekitarnya sehingga Liverpool bisa lebih kuat dalam bertahan,'' puji Murphy, dalam program acara yang dia bawakan, BBC Sport Match of the Day.

Ya, keberadaan bek yang mengikuti Martin Skrtel sebagai pemain outfield tak tergantikan dalam tiap laga Premier League itu membuat pertahanan Liverpool cuma kemasukan 22 gol. Rekor kebobolan terminim Anfield Gang sebelumnya terjadi pada 2005 – 2006. Ketika itu, 25 gol membobol gawang Liverpool.

Tak hanya Van Dijk pemain belakang Liverpool yang mencuri perhatian tadi malam. Ada sosok Trent Alexander-Arnold. Trent kemarin mengirim assist bagi terciptanya gol yang kedua Sadio Mane saat menit ke-81. Nah, gara-gara brace (dua gol) Supermane, julukan Mane, maka musim ini ada tiga pemain yang meraih award Premier League Golden Boot.

Salah dan Mane dari Liverpool, plus Pierre-Emerick Aubameyang (Arsenal). Ketiganya mengoleksi 22 gol. Terakhir, situasi ini terjadi ketika Premier League 1998 – 1999. Sementara, matchweek terakhir kemarin jadi momen paling memalukan bagi Manchester United. Di depan fansnya sendiri di Old Trafford, United dipermalukan klub kontestan Championship pada musim depan, Cardiff City. United keok dua gol tanpa balas. (ren/ali)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X